Mohon tunggu...
Ririn YulianaSinaga
Ririn YulianaSinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

In the middle of a difficulty lies opportunity

Selanjutnya

Tutup

Medan

Berbagi Kasih dengan Anak Panti Asuhan Mutiara Mulia

3 Desember 2021   09:14 Diperbarui: 3 Desember 2021   09:39 1993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup berdampingan dengan keluarga yang lengkap merupakan anugerah terindah yang diharapkan oleh semua orang. Namun tidak bisa kita pungkiri, bahwa hidup selalu memberikan jalan yang berbeda-beda bagi setiap orang. Seperti yang kita ketahui bahwa ada beberapa orang dari saudara/ saudari kita yang mau tidak mau harus menjalankan kehidupannya tanpa keluarganya baik itu karena orang tuanya sudah meninggal dunia ataupun tidak memiliki keluarga lagi.  Disaat mereka tidak memiliki keluarga lagi, maka panti asuhan menjadi tempat mereka yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.

Tumbuh dan berkembang di panti asuhan tentunya bukan sesuatu hal yang mudah. Dimana kondisi mental dan sosial dari anak panti asuhan menjadi perhatian khusus yang perlu untuk kita pedulikan. Anak-anak panti asuhan sering sekali memiliki perasaan minder karena kurang memproleh kasih sayang dan menganggap dirinya tidak sama dengan anak-anak yang tinggal bersama keluarganya. Sehingga pengurus panti asuhan harus memberikan kasih sayang serta pelayanan ekstra untuk fisik ataupun mental anak panti asuhan.

Beberapa waktu yang lalu, saya Ririn Yuliana Sinaga yang sedang menempuh semester 3 di Universitas Negeri Malang berkesempatan untuk melakukan kegiatan bakti sosial ke Panti Asuhan Mutiara Mulia Indonesia yang lokasinya berada di Jl. Dr. Mansyur No.17, Tj. Rejo, Kec. Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara. Panti asuhan dikelola oleh Ibu Meredi Laia yang baru berdiri di tahun 2021 ini. Panti asuhan ini memiliki pengurus panti asuhan yang berjumlah 3 orang, dan memiliki anak panti asuhan berjumlah kurang lebih 28 orang, yang terdiri dari laki-laki 19 orang dan perempuan 9 orang dengan rentan usia 5-11 tahun.

Jujur, ini bukanlah pertama kalinya saya bersosialisasi dengan anak-anak, tetapi pada kegiatan bakti sosial kali ini saya merasakan ada yang berbeda. Ketika saya baru sampai ke panti asuhan, anak-anak panti asuhan menyambut dengan hangat dan antusias. Kemudian, saya menjalin interaksi pertama sekali dengan anak-anak panti melalui doa pembuka dan perkenalan diri. Setelah selasai melakukan perkenalan diri, selanjutnya kami melakukan kegiatan menggambar dan mewarnai agar anak-anak panti dapat mengekpresikam diri mereka serta melatih imajinasi mereka dan menuangkan imajinasi tersebut kedalam sebuah gambar. Selain menggambar, saya juga melakukan praktik bersama anak-anak panti asuhan dengan bermain gerak dan lagu "Ayam dan Bebek" yang gerakannya mudah diikuti oleh anak-anak. Lagu dan gerak ini saya lakukan untuk melatih kemampuan motorik dari anak panti, sehingga mereka dirangsang untuk menggerakkan tubuh yang berhubungan dengan koordinasi tubuh, keseimbangam, dan juga kelincahan. Dan kegiatan terakhir yang kami leakukan adalah melakukan Tepuk Konsentrasi yang berjuan untuk melatih konsentrasi anak-anak panti. Dan kepada anak panti yang berhasil melatih konsentrasi saya juga memberikan hadiah kecil berupa jajanan kepada mereka. Setelah kegiatan sudah selesai, maka saya menutupnya dengan doa dan pamit kepada anak-anak dan kepada pengurus panti.

Dari pengalaman kegiatan bakti sosial yang saya lakukan bersama dengan anak panti asuhan, saya sangat terinspirasi dan memperoleh banyak pesan kesan. Mereka mengajarkan saya untuk senantiasa semangat, kuat, dan tidak lupa bersyukur. Dimana seperti yang kita ketahui, bersyukur dengan keadaan yang sulit merupakan bukan sesuatu yang yang mudah. Namun anak panti asuhan tetap bertahan dengan saling mengasihi dan menyayangi antar sesama yang membuat ikatan mereka kuat antara satu dengan yang lainnya sehingga mereka tidak merasakan kekurangan kasih sayang lagi.

Setiap masalah yang kita hadapi pasti kita memiliki solusi untuk menghadapinya. Keadaan hidup yang sulit bukan menjadi penghambat untuk kita untuk senantiasa bersyukur. Dengan bersyukur, kita diharapkan dapat menyikapi kehidupan kita dengan sukacita, bukan dengan duka ataupun paksaan. Dimana seperti yang kita kesenangan duniawi sifatnya tidak kekal dan hanya bersifat sementara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun