Mohon tunggu...
ririn ririn
ririn ririn Mohon Tunggu... Guru - Secercah Harapan

Salah satu pengajar di Sekolah Dasar juga pengajar di salah satu Sekolah Tinggi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anakku Bukan Boneka

18 Juni 2020   03:29 Diperbarui: 18 Juni 2020   03:59 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah 17 tahun terjun di dunia pendidikan, ada fakta menarik yang mengusik hati.  Banyak anak yang kesulitan mengikuti pilihannya. Ketika ada pertanyaan; "Jurusan apa yang ingin kamu pilih setelah lulus SMU?" atau ketika ada pertanyaan; "Apa cita-citamu?". Beberapa dari mereka bingung bahkan ada yang menjawab, "mama papa ingin saya kuliah di..." atau "orang tua saya ingin, saya menjadi..." 

Ketika pertanyaan diajukan kepada para orang tua tentang pendidikan anaknya, jawabanpun sudah dapat diduga. Diantaranya adalah; "Saya ingin anak saya kuliah di jurusan . . . karena lulusan dari jurusan itu sangat diminati dan jika anak saya berhasil kerja di ... gajinya banyak, masa depannya akan cerah, dsb. 

Apakah jawaban orang tua tersebut salah? Jika keputusan orang tua tersebut didasarkan pada bakat, minat dan keinginan anak, maka hal itu tidaklah salah.

Yang menjadi masalah adalah jika itu merupakan keinginan orang tua yang tidak sesuai dengan bakat, minat, dan keinginan anak. Anak akan sangat tertekan, tidak bersemangat kuliah, hasil pendidikan tidak maksimal, bahkan tidak sedikit yang akhirnya menyerah dan DO.

Hal yang harus disadari orang tua adalah Allah menciptakan setiap anak lengkap dengan bakatnya. Jika Allah memberikan bakat sejak anak itu lahir, pasti ada maksudNya. Tugas yang harus orang tua sadari adalah menemukan harta karun yang terpendam dalam diri anaknya. Harta karun disini adalah bakat yang diberi Allah kepada anak.

Orang tua seharusnya menfasilitasi bakat anak, mendampingi anak hingga mereka menemukan tujuan Allah untuk hidupnya.

Setelah orang tua menemukan bakat anak berdasarkan pengamatannya sejak anak itu kecil hingga remaja, waktunya bagi orang tua membantu anak memperoleh berbagai informasi tentang pekerjaan yang bisa dilakukan sesuai dengan bakat yang mereka miliki.

Juga informasi tentang jurusan kuliah yang bisa diambil untuk memperoleh bidang pekerjaan yang mereka inginkan tersebut.

"Jika kamu kerja disitu, kamu akan mendapatkan gaji yang banyak, masa depanmu akan cerah, hidupmu akan sukses." hal ini sering menjadi alasan keputusan orang tua bagi anaknya. Perlu dikaji kembali arti sukses dalam hidup.

Apakah kesuksesan itu identik dengan gaji banyak? Ataukah arti kesuksesan itu identik dengan seberapa banyak kita bermanfaat bagi masyarakat? 

Pemahaman bahwa gaji banyak adalah kunci kebahagiaan harus dikaji ulang. Seorang tokoh bersejarah Bunda Teresa menghabiskan sepanjang hidupnya untuk membantu sesama yang miskin namun dia bahagia meski dia tidak memiliki gaji banyak. Kebahagiaan diperolehnya ketika dia bermanfaat bagi orang lain. Dia tahu tujuan hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun