Mohon tunggu...
Ririn Handayani
Ririn Handayani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelance Writer, Fulltime Blogger

Writer n Mom

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyemai Benih Kreatif di Tanah Kutukan

30 September 2018   04:51 Diperbarui: 30 September 2018   06:09 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam perjalanannya, masyarakat Ledokombo terus berkembang memasuki ranah lain. Seperti bola salju yang terus bergulir dan semakin membesar, Egrang bukan lagi sebatas permainan anak-anak. Egrang juga menumbuhkan geliat di sektor wisata, ekonomi, kreativitas, dan sikap mental masyarakat. Perlahan, mereka mengubah stigma daerahnya sebagai 'sarang masalah' menjadi daerah wisata yang mampu menarik perhatian masyarakat sekitar, masyarakat Indonesia bahkan dunia. Salah satunya melalui penyelenggaraan Festival Egrang yang rutin diselenggarakan sejak tahun 2010. Festival Egrang ke-9 tahun ini baru saja dihelat pada 22 September 2018 lalu.

Misi memasyarakatkan kekayaan dan kearifan lokal Nusantara terlihat dari tema-tema yang mereka angkat. Seperti tema tahun ini, pangan sehat, merupakan sebuah seruan kepada dunia bahwa revolusi sehat berasal dari dapur. Tema ini sekaligus bertujuan memasyarakatkan kembali makanan tradisional di tengah gempuran makanan asing dan cepat saji dan juga kampanye untuk menggalakkan kembali ketahanan pangan nasional. Berharap nantinya, masyarakat kita terutama generasi muda akan semakin mengenal dan merasa memiliki kekayaan kuliner nusantara yang sebenarnya tidak kalah dengan kuliner asing. Bahkan kekayaan kuliner yang kita miliki bisa menjadi salah satu daya tarik utama untuk menarik para wisatawan berkunjung. Yang pada akhirnya bisa mendongkrak perekonomian nasional yang berbasis ekonomi kerakyatan.

Role Model

Proses metamorfosis masyarakat Ledokombo yang bermodalkan kearifan lokal bisa menjadi role model atau panutan bagi daerah lain terutama yang memiliki masalah kompleks seperti masyarakat Ledokombo di waktu lalu. Dua poin penting yang perlu kita catat, adalah adanya agent of change dan memanfaatkan kearifan lokal sebagai modal.

Agent of change atau agen perubahan adalah orang-orang kreatif dan dedikatif sebagai kunci atau aktor utama. Merekalah yang akan menjadi motor penggerak perubahan. Beruntung, Ledokombo memiliki sosok-sosok inspiratif dan dedikatif seperti Farha Ciciek dan suami. Semoga muncul sosok-sosok serupa mereka berdua di daerah lain. Kita patut optimis dalam hal ini. Masih banyak anak negeri yang terketuk hatinya memenuhi panggilan Ibu Pertiwi.

Selain itu, kearifan lokal juga penting. Kita hidup di era di mana perang dan pertaruhan nilai, ide, pemikiran dan kepentingan berlangsung sangat sengit. Ada banyak nilai dan pemikiran yang bisa merusak tatanan hidup bernegara, bermasyarakat dan beragama kita. Salah satunya adalah radikalisme yang bisa mengarah pada terorisme dalam aspek yang luas. Beruntung, kita memiliki banyak kearifan lokal yang bisa kita jadikan sebagai senjata untuk memenangkan pertempuran.

Pada masyarakat Ledokombo, selain menghidupkan kembali sejumlah permainan tradisional yang kaya akan filosofi dan nilai-nilai luhur bangsa namun mulai terancam punah, mereka juga berupaya membangkitkan kembali kearifan lokal masyarakat yang lain yakni kuliner tradisional. Menghidupkan dan memasyarakatkan kembali sejumlah kuliner tradisional yang banyak di antaranya juga mulai ditinggalkan dan dilupakan, merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya bangsa, mengembalikan kembali kedaulatan pangan nasional sekaligus mendorong ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal.

Akhir kata, kearifan lokal terbukti mampu menjadi senjata dan modal utama bagi masyarakat Ledokombo untuk berubah dan bermetamorfosis ke arah yang lebih baik. Mengubah stigma buruk tentang daerah mereka, membangun optimisme menatap masa depan terutama di kalangan anak-anak dan generasi muda, melakukan perubahan sosial dan bahkan ekonomi hingga mereka dilirik dan menjadi perhatian dunia. Tanoker Ledokombo telah memulai dan membuktikan. Saatnya kita berupaya dan membuktikan bahwa kita juga bisa.

* * *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun