Mohon tunggu...
Dwi Rini Endra Sari
Dwi Rini Endra Sari Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta...smp-kuliah di Jogja kembali lagi ke Jakarta untuk mengabdi kepda negara di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keganasan Gelombang Panas "Monster Pengancam Hidup Manusia"

20 April 2017   14:03 Diperbarui: 20 April 2017   14:12 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak hanya gempa bumi, tsunami,dan badai yang menghiasi headline dunia, tetapi gelombang panas pun turut memarakkan pemberitaan surat kabar dunia karena telah menyebakan kematian, kebakaran hutan, terputusnya sambungan listrik, dan kecelakaan lalu-lintas. Bahkan, gelombang panas seperti monster yang selalu mengancam hidup manusia. Telah banyak jumlah korban jiwa yang melayang seperti yang terjadi di beberapa negara.

Gelombang panas bagaikan monster yang terus menghantui manusia di berbagai belahan negara, seperti  Thailand, India, Pakistan, Australia, Jepang, dan beberapa negara daratan lainnya pada saat musim panas tiba. Pada tahun 2015, Gelombang panas menerjang negara India yang menewaskan hampir ribuan nyawa. Suhu rata-rata saat itu mendekati 50 derajat Celcius, terutama provinsi Andhra Pradesh dan Telangana. Tentunya, bisa kita bayangkan  apabila kita berada pada suhu tersebut. Suhu lebih dari 30 derajat saja telah membuat kita berkeringat.

 

Pada tahun berikutnya, negara ini  kembali diserang dengan keganasan gelombang panas. Tahun 2016 lalu, India kembali diterjang keganasan gelombang panas.  Berdasarkan data Al Jazeera menyebutkan hampir semua korban tewas itu akibat tak tahan dengan hantaman cuaca panas, termasuk mengalami dehidrasi sengatan terik matahari, terutama di bagian selatan Andhra Pradesh dan Telangana.

Kejadian ini menambah daftar rentetan keganasan gelombang panas.  Masih teringat di benak kita bahwa pada tahun 2010, Negara Rusia pun tidak luput dari amukan gelombang panas yang telah menewaskan 347.000 jiwa. Badan Cuaca Rusia mengatakan gelombang panas yang melanda Moskow dan bagian lainnya merupakan kejadian yang terburuk. Suhu tinggi mencapai 380C dibandingkan suhu rata-rata musim panas yang biasanya hanya mencapai 240C.

Sementara di Jepang, menewaskan sedikitnya 66 orang dan 15.000 lainnya dilarikan kerumah sakit akibat hipertermia dan serangan otak (stroke). Saat kejadian, suhu Tokyo mencapai 370C, sedangkan suhu normal berkisar antara 270C-300C. Kondisi ini merupakan kondisi yang terparah sejak tahun 1946.

Gelombang panas merupakan periode lanjutan dari cuaca yang sangat panas dan diikuti tingkat kelembapan yang tinggi. Kadangkala gelombang panas terjadi karena rata-rata temperatur harian di suatu wilayah. Misalnya, temperatur yang dianggap normal oleh orang-orang dari daerah beriklim tropis dapat dianggap sebuah gelombang panas di daerah dingin bila mereka berada di luar pola iklim normal untuk daerah tersebut.

Tingkat keparahan gelombang panas dipengaruhi adanya intensitas panas, durasi kejadian dan temperatur tertinggi pada malam hari. Sebagai contoh, kejadian gelombang panas yang terjadi tahun 2003 di Eropa pada siang hari, mencapai suhu rata-rata 35oC.  Di negara Eropa terjadi pemecahan rekor temperatur tertinggi, misalnya di Rusia (380C), Swiss (320C), Portugal (470C), dan Inggris yang merasakan untuk pertama kalinya temperatur diatas 370C dalam 300 tahun terakhir.

Suhu Bumi Semakin Panas?

Baru-baru ini, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO/World Meteorology  Organization) seperti yang dikutip oleh  BBC Magazine-Detik.com mengeluarkan data yang menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun (2011-2015) merupakan tahun-tahun terpanas sepanjang catatan sejarah untuk semua benua, kecuali Benua Afrika. Bahkan, pada tahun 2016 pun kemungkinan akan memecahkan rekor tahun terpanas.

Dalam laporan mereka tentang iklim global 2011-2015, WMO mengatakan bahwa suhu dunia adalah 0,57C di atas rata-rata jangka panjang yang mereka definisikan sebagai antara tahun 1961 dan 1990.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun