Mohon tunggu...
Dwi Rini Endra Sari
Dwi Rini Endra Sari Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta...smp-kuliah di Jogja kembali lagi ke Jakarta untuk mengabdi kepda negara di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kejadian Lion Air JT 610, Cermin Keselamatan Tidak Diindahkan

1 November 2018   11:09 Diperbarui: 1 November 2018   11:58 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Senin pagi, tepatnya tanggal 29 Oktober, kita digegerkan dengan kabar duka kejadian kecelakaan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jurusan Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat dengan manifest penumpang sejumlah 189 setelah 13 menit meninggalkan landas pada pukul 06.20 WIB menuju Pangkal Pinang.

Menurut pantauan BMKG, kondisi cuaca tidak terlalu signifikan di lokasi kejadian dan  aman untuk penerbangan. Banyak pertanyaan yang muncul ke permukaan, lantas apa penyebab jatuhnya lion air JT 610?

Kita pastinya, menunggu investigasi dari KNKT untuk menemukan apa penyebab kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 jurusan Jakarta-Pangkalpinang. 

Jika kita mengkroscek (Red-read), berdasarkan pengakuan salah satu penumpan yang menggunakan pesawat Lion Air jenis yang sama yang digunakan atau yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jabar dengan tipe  Boeing 737 MAX 8 dengan nomor register PK-LQP, mengatakan bahwa pesawat yang membawa dirinya ke Jakarta dari Denpasar, Bali mengalami gangguan saat melakukan takeoff  dan saat mengundara. Bahkan, ketika landing pun tidak smooth. Pesawat tersebut sempat delay karena  mengalami gangguan teknis.

Sementara dari beberapa media massa, Sempat beredar buku catatan penerbangan alias log book penerbangan PK-LQP dari Denpasar ke Jakarta tersebut yang menyatakan bahwa sebagian instrumen pencatat kecepatan dan ketinggian tak bisa diandalkan. Meski begitu, pesawat tetap diterbangkan ke Jakarta.

Miris mendengar dari informasi yang beredar di media massa terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Tanjung Karawang, Jabar, menunjukkan kepada kita bahwa inilah realita yang menunjukkan keselamatan telah bergeser posisi. Lantas dimanakah yang mengatakan bahwa keselamatan nomor satu?

Diantara beberapa moda transportasi, transportasi udaralah yang dipandang cukup cetap dan menghemat waktu, terlebih jika kita ingin berpegian antar pulau. Terlebih saat ini, banyak maskapai penerbangan swasta yang menawarkan harga khsusus atau promo sehingga masyarakat tergiur untuk menunggangi pesawat.

Keselamatan, sudah tidak diindahkan?

Rentetan kejadian kecelakaan transportasi di Indonesia, terutamanya adalah pesawat terbang yang memiliki dampak resiko yang besar apabila terjadi kecelakan,  dijadikan renungan buat kita. Relahkah kita, menggadaikan keselamatan yang taruhannya nyawa?

Banyak dari kita, yang mengatakan bahwa ini sudah takdir. Memang takdir seseorang tidak ada yang tahu karena itu rahasia mutlak dari Maha Pencipta, tetapi kita sebagai manusia diberikan akal dan rasa untuk memutuskan sesuatu buat diri mereka.

Jika kita menengok kebelakang, mengapa pesawat Lion Air dengan jenis yang sama sama tetap diberangkatkan? Padahal sebelumnya, telah terjadi kejadian atau peristiwa yang menandakan bahwa pesawat tersebut mengalami kerusakaan mesin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun