Mohon tunggu...
Dwi Rini Endra Sari
Dwi Rini Endra Sari Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta...smp-kuliah di Jogja kembali lagi ke Jakarta untuk mengabdi kepda negara di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gempa Bumi Lombok, Tinggalkan Coretan

6 September 2018   07:42 Diperbarui: 6 September 2018   08:29 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Untuk mengawal keselamatan dan menenangkan warga yang masih trauma akibat gempa bumi yang mengguncang Lombok dan Sumbawa dengan kekuatan 6.4 SR pada hari Minggu 29 Juli  lalu. 

Usai itu, pada 5 Agustus 2018, Lombok (NTB) kembali diguncang gempabumi dengan magnitude 7 berpotensi tsunami. BMKG bersama tim yang dikoordinasikan langsung oleh Kepala Badan Dwikorita Karnawati, melakukan pemantauan gempa-gempa susulan dan survei lapangan di daerah sekitar episenter sejak hari-H kejadian gempa. 

Dari hasil survei ini dapat terpantau langsung di lapangan bahwa kekuatan dan frekuensi (kerapatan waktu) antar kejadian gempa susulan cenderung makin melemah. Selain itu juga dilakukan "fact finding" untuk memvalidasi hasil analisis posisi episenter dan prediksi sebaran tingkat guncangan gempa, serta korelasinya terhadap tingkat kerusakan bangunan.

Hasil survei ini sangat diperlukan untuk memandu penanganan lanjut terhadap kerusakan bangunan dan proses rekonstruksi/rehabilitasinya, terutama utk menetapkan desain dan lokasi bangunan yang lebih tepat dan aman di kawasan rentan gempabumi. Dwikorita menekankan pentingnya survei dan pengukuran - pengukuran magnitudo dan percepatan tanah akibat gempa-gempa susulan tersebut agar kedepannya kita dapat membangun rumah, gedung atau infrastruktur dengan sktruktur bangunan yang tepat dan lebih kokoh di daerah rentan gempa, yang akhirnya dapat mengurangi risiko kerusakan bangunan/infrastruktur dan korban jiwa.

Dari hasil survei ini, masih cukup banyak ditemukan struktur bangunan yang tidak/kurang tepat, terutama dijumpai pada rumah-rumah yang rusak atau runtuh akibat guncangan gempabumi. 

Maka diharapkan kedepannya perlu diperhatikan struktur bangunan dan pondasi bangunan yang tepat, seperti tulangan atau kolom bangunannya, serta bahan/ material bangunan yang dipakai,"

Mengapa banyak bangunan yang runtuh akibat gempa bumi? Mungkin pertanyaan ini menjadi bahan refleksi kita, selain disebabkan dari kekuatan (magnitudo) gempabumi itu sendiri, kedalaman dan jarak dari pusat gempa. 

Sangat penting untuk memperhatikan bagaimana konstruksi bangunannya, serta kondisi batuan/kondisi geologi setempat, mengingat wilayah Indonesia merupakan wilayah rentan gempabumi, yang dikontrol oleh tumbukan 3 lempeng tektonik aktif, yaitu lempeng Samodrah Indo-Australia dari arah Selatan menunjam ke Lempeng Benua Eurasia, serta tumbukan oleh Lempeng Samodra Pasifik dari arah Timur ke Benua Eurasia. 

Selain itu kehadiran sesar-sesar aktif (pergeseran blok atau busur batuan penyusun kulit bumi) juga berperan memicu terjadinya gempabumi.

Catatan Gempabumi Lombok

Senin siang, kami meninjau beberapa desa,seperti Desa Sambikelen yang merupakan salah satu desa yang mengalami kerusakan bangunan. Bahkan di salah satu RT mereka, gempa yang lalu memakan korban jiwa, salah satunya adalah Keluarga Bapak Rodi dimana ayah dan salah satu anaknya tewas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun