Mohon tunggu...
Dwi Rini Endra Sari
Dwi Rini Endra Sari Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta...smp-kuliah di Jogja kembali lagi ke Jakarta untuk mengabdi kepda negara di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puncak Musim Hujan dan Ekosistem Lingkungan Kita yang Terlupa

7 Februari 2018   15:30 Diperbarui: 8 Februari 2018   08:12 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: megapolitan.kompas.com

Beberapa hari yang lalu telah terjadi bencana  hidrometeorologi, seperti kejadian bencana tanah longsor di Kawasan Puncak, Bogor dan banjir di beberapa wilayah Jakarta akibat luapan bendungan Katulampa. Kejadian  bencana alam ini telah memakan korban jiwa.  Dari pantauan BMKG, Kondisi ini diakibatkan salah satunya hujan ekstrem yang terjadi di wilayah Puncak Bogor dalam dua hari terakhir berturut-turut. Curah hujan yang tercatat sebesar 152 mm/ hari dan 164 mm/ hari.

Saat ini wilayah Indonesia masih berada pada periode musim hujan. Kondisi ini dipengaruhi dari angin baratan yang cukup kuat sejak Januari 2018 dan diperkirakan hingga Maret 2018 wilayah Indonesia masih berada pada periode puncak musim hujan.

Kondisi yang "abnormal" beberapa hari ini terakhir dipengaruhi adanya pertemuan masa udara akibat dari munsoon Asia dan terdapat hambatan massa udara selatan dan bertemu di atas P. Jawa sehingga curah hujan di daerah tersebut tinggi.

Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi memasuki puncak musim hujan, begitu juga dengan sejumlah daerah lainnya yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat hingga sepekan kedepan.

Beberapa wilayah yang berpotensi terjadi hujan sedang-lebat dalam seminggu ke depan, yaitu di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Barat, jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Papua, dan Papua Barat.

Potensi hujan lebat dan angin kencang lebih dari 20 knot berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, meliputi Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Riau, Kepulauan Riau, Laut Jawa, Laut Banda, Samudera Hindia Selatan Jawa Tengah, NTB, dan Laut Arafuru.

Kondisi potensi angin kencang ini berdampak pada peningkatan gelombang laut dengan tinggi gelombang mencapai 2.5-6 meter di Perairan Utara  Kepulauan Anambas, Natuna, Perairan Utara Singkawang, Laut Cina Selatan dan Laut Natuna Utara.

Menyadari akan hal ini, masyarak perlu mewaspadai potensi terjadinya genangan, banjir, dan tanah longsor serta hujan lebat disertai angin yang dapat menyebabkan pohon tumbang serta tidak berlindung di bawah pohon ketika terjadi hujan dan petir.

Ekosistem lingkungan, Sesuatu yang Terlupakan

Jakarta banjir, merupakan sesuatu hal yang lumrah. Mengapa tidak? Setiap tahun, saat musim hujan datang menyapa, kita sering mendengar beberapa tempat  permukiman warga kemasukan air, meskipun banjir yang terjadi saat ini dikataksn tidak sehebat pada tahun 2010 dan 2016 saat Ibu Kota Jakarta terkena terjangan banjir.

Kita tidak bisa menampik bahwa realitanya ekosistem lingkungan kita telah "rusak". Seperti yang kita saksikan bahwa di pusat Ibu Kota Jakarta. Bahkan, di beberapa daerah telah dibangun gedung-gedung pencakar langit. Terkadang kita melupakan "nafas' ekosistem lingkungan demi hanya untuk kebutuhan konsumtif mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun