Pada saat itu, cuaca cepat berubah , dan waktu yang diberikan pilot chooper hanya 5 menit. Tim segera melakukan pengukuran stake, mengukur tebal salju, mengambil sampel salju, dan mendokumentasikannya. Setelah selesai pengukuran, dengan cepat glacier tertutup awan sehingga chooper harus segera mengudara lagi untuk menghindari kecelakaan. Pukul 08.00, tim sampai ke helipad lagi.
Pada fly over ini stake dengan mudah di temukan karena sudah berada di permukaan es. Hal ini berkaitan dengan fenomena El Nino tahun 2015 yang berpengaruh sangat besar terhadap pencairan es di Pegunungan Soedirman. El Nino ini berpengaruh terhadap tidak turunnya hujan di Tembagapura selama hampir 2 bulan, dengan kondisi ini maka es yang berada di Pegunungan banyak yang mencair. Posisi stake saat ditemukan sudah berada di permukaan es.
Dari hasil pengukuran stake, ditemukan bahwa dibandingkan dengan kondisi 2010, bahwa pada 2015 terjadi pengurangan ketebalan lapisan es sebesar 5,26 m. Akan tetapi pengurangan ini berlaku secara linear atau fluktuatif bergantung musim dan fenomena global (El Nino Southern Oscillasion / ENSO), belum diketahui secara pasti. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan secara berkesinambungan mengenai siklus pencairan dan pembentukannya.                                                         Â
Penipisan ketebalan es menunjukkan bahwa adanya aktvitas el –nino yang memicu terjadinya pencairan es dan menghambat terjadinya pembentukan salju baru.
Seperti yang dikatakan Najib, bahwa Cuaca di Tembagapura berangsurpulih dengan terjadinya hujan di siang hingga malam  selama seminggu sebelum ekpedisi, Kondisi ini berpengaruh terhadap pembentukan salju baru. Hal ini terbukti saat tim melihat adanya ketebalan laju baru setebal 6-7 cm. Siklus pembentukan dan pencairan salju di Pegunungan Soedirman ini yang perlu diketahui lebih lanjut. (rn).