Mohon tunggu...
Ririn Adelia
Ririn Adelia Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWI PGSD UMSU'19

Instagram: @ririnadellyaz

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kinerja Stafsus Jokowi pada Masa Pandemi Covid-19

15 April 2020   14:37 Diperbarui: 15 April 2020   17:46 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stafsus (staf khusus)  ditunjuk dari kalangan millenial oleh presiden Jokowi. Sejak dipilihnya stafsus tersebut, publik menilai bahwa kinerja para stafsus millenial kurang maksimal, ditambah ketika pandemi Covid-19 telah berlangsung. Kontribusi stafsus millenial banyak dipertanyakan dan dinilai berbanding terbalik dengan kompensasi gaji yang diberikan kepada mereka. Mereka sendiri merupakan pemuda-pemuda hebat yang berprestasi pada bidangnya masing-masing. 

Pada saat terjadi hingar bingar masa kampanye pemilu 2019 silam, mereka cukup gencar dan aktif menyuarakan pastisipasi politik dengan style masing-masing melalui media sosialnya. Akan tetapi penilaian publik terhadap stafsus sedikit mengecewakan karena dianggap tugasnya cenderung tidak terlalu jelas. 

Lantas, apakah stafsus millenial Jokowi juga serupa dengan pemerintah yang kalang kabut dan belum menemukan strategi yang paling tepat dalam penanganan Covid-19 ?

Seiring kontribusi stafsus millenial yang sayangnya tidak tampak jelas dikalangan publik, eksistensi mereka kembali dipertanyakan pada masa pandemi covid-19. 

Peran mereka  yang sangat dinantikan terutama oleh kaum millenial yang merasa sangat dikecewakan terhadap penanganan Covid-19 oleh pemerintahan Jokowi seakan lenyap dan tidak terlihat oleh kalangan publik. 

Bahkan yang lebih miris lagi, pada masa pandemi Covid-19 muncul beberapa kontroversi yang dilakukan oleh stafsus Jokowi. Salah satu diantaranya yakni salah satu stafsus millenial Jokowi melakukan penyebaran surat kepada seluruh camat di Indonesia.

Staf khusus Presiden Jokowi, Andi Taufan Garuda Putra, yang merupakan salah satu stafsus yang menuai kontroversi terkait keberadaan surat atas nama dirinya dengan kop Sekretariat Kabinet dan ditujuksn kepada camat di seluruh Indonesia. 

Surat yang berisikan permohonan agar para camat mendukung edukasi dan pendataan kebutuhan alat pelindung diri (APD) demi melawan wabah virus corona (Covid-19) yang dilakukan oleh perusahaan pribadi miliknya, yakni PT Amartha Mikro Fintek (Amartha).

 Andi menjelaskan bahwa aktivitas perusahaan pribadinya dalam memerangi virus corona ditingkat desa itu merupakan hasil kerja sama dengan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Namun hal ini dianggap ketidakladziman karena prosedur membawa nama perusahaan sendiri dalam birokrasi. Bahkan warganet mengeluarkan stateman bahwa hal tersebut dapat memicu korupsi yang akan dilakukan oleh salah satu stafsus millenial.

Andi melontarkan permohonan maaf setelah kontroversi surati camat menimbulkan kegaduhan serta beberapa pihak menegaskan agar Andi selaku stafsus tidak mengulangi penyimpangan keras tersebut.

Terkait desakan warganet selaku penilai publik agar stafsus Andi mundur dari jabatannya setelah menimbulkan insiden gaduh seperti ini. Publik menuntut Presiden Jokowi agar segera memecat stafsus yang telah melakukan penyimpangan karena telah menggunakan jabatannya sebagai staf khusus untuk kepentingan pribadi dan kelompok yang bersangkutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun