Mohon tunggu...
Ririn Anggraeni
Ririn Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Pekerja Biasa

Dulu pernah menggemari hujan pada akhirnya tidak pernah bertemu payung yang tepat. Tetap basah kuyup.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Kita yang Masih Mengeja Takdir

9 Agustus 2022   21:15 Diperbarui: 9 Agustus 2022   21:36 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita adalah yang sepi bersama menepi menghitung detik yang kian menjadi sedikit

Berjalan dibawah awan yang berjejer putih dan biru meski sesekali menjadi kelabu 

Terkadang menari dibawah hujan  meski sering berdiri menerima terik 

Tetap tertawa meski dalam hati menangis terperih luka 

Tetap berjalan meski tubuh terasa bergetar ingin limbung 

Tersenyum dan kita yang saling menatap dalam angan semu

Menginginkan satu temu yang mungkin namun kita adalah kata 

Jadilah tangguh dan tetap hidup dengan tabah sebab semesta tak ingin kita menjadi lemah 

Saat kita terjatuh ingatlah akan selalu ada tangan yang akan saling menggenggam erat 

Ada aku dan kau dua manusia yang hidupnya telah dibasuh oleh air mata dan duka 

Dan tanya yang belum juga usai menjadi penyekat

Bertahan lah sebentar lagi 

Dalam bait-bait tentang kita yang masih mengeja takdir 

 

Musi Banyuasin, 09 Agustus 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun