Mohon tunggu...
Ririn Anggraeni
Ririn Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Pekerja Biasa

Dulu pernah menggemari hujan pada akhirnya tidak pernah bertemu payung yang tepat. Tetap basah kuyup.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Kecil di Perempatan Jalan

6 Agustus 2022   06:38 Diperbarui: 6 Agustus 2022   06:55 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siang begitu terik namun ia tetap terduduk pada trotoar  perempatan jalan itu

Merah, oren dan hijau matanya begitu sigap menunggu lampu merah menyala

Begitu cepat ia berlari menuju roda-roda yang menunggu lampu hijau

Menjajakan setumpukan koran yang menjadi penopang hidupnya 

Dalam hitungan detik ia kembali terduduk di pinggiran trotoar 

Dengan napas yang masih terengah-engah 

Tangan mungilnya sesekali mengusap peluh bercampur air mata yang mengalir di wajahnya

Tangis yang hilang ditelan ramainya jalanan 

Sementara dalam dadanya menyimpan sakit yang teramat 

Namun ia mengerti hidup yang begitu keras telah menjadikannya tumbuh dengan tangguh

Baginya tak ada lagi impian masa depan ia telah kehilangan asa dibenaknya hanya terlintas sesuap nasi untuk hari esok

Musi Banyuasin, 06 August 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun