Mohon tunggu...
Junior Tralalaaa Trililiiii
Junior Tralalaaa Trililiiii Mohon Tunggu... lainnya -

nggak suka kodok. terlalu mirip sama ikon yang agli ituhhh...(nunjuk monster biru yg picek atas)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melenggang ke Lokalisasi PKL di Monas

27 Mei 2015   08:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:33 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jenuh dengan beberapa pilihan tempat maksi di seputar gedung Balaikota DKI Jakarta, akhirnya hari Selasa kemarin (26/5/15) bersama beberapa teman, saya menyeberang sedikit dan masuk ke parkiran IRTI di Monas. Tujuannya untuk melihat-lihat area “Lenggang Jakarta” yang baru aja diresmikan Gubernur Ahok beberapa hari sebelumnya (hari Jumat, 22/5/15). Ceritanya tempat ini dibuat dengan kerja sama antara Pemprov DKI dengan perusahaan swasta dan BUMN serta BUMD. Tujuannya untuk penataan PKL (Pedagang Kaki Lima) di seputar Monas yang dulunya banyak bangets membuka lapak liar di mana-mana. Sebagai lokalisasi biar lebih tertib dan rapi.

Tampak depan, pintu masuk

1432689745518830137
1432689745518830137
Tempat pengunjung Monas cari-cari segala macem, makanan, souvenir dll

1432689819106473732
1432689819106473732
Masih baru, masih banyak peliput berita

Karena harus bertransaksi dengan menggunakan kartu e-money-nya Bank Mandiri, saya pun perlu membeli dulu kartu tersebut di counter kasir yang tersedia (kebetulan, emang pas butuh juga buat sekalian nanti kalo mau naik Transjakarta dan commuter line, karena belom punya..) setelah itu barulah kami hunting makanan yang diinginkan dengan sebelumnya mondar-mandir mengelilingi area.

Pilihannya sih lumayan banyak, kelihatannya juga lebih higienis (dibanding saat mereka masih mangkal dengan gerobak seadanya di mana-mana dulu). Tapi ya risikonya mau nggak mau harganya pun jadi harus naik mengikuti fasilitas. Jadi lebih mirip dengan harga yang ditawarkan di food court dalam mall, bukan kelas PKL lagi. Dan siang itu pun pilihan maksi saya jatuh pada makanan kebangsaan negeri nenek moyang saya,mpek-mpek Palembang. Hmmm... sepintas keliahatannya bersih dan yummy. Harga per-porsinya Rp. 25.000,-Makanan lain ya kurang lebih harganya mendekati itu juga. Kalau untuk minuman, dijual dengan banyak pilihan di drink corner yang tentu aja khusus di-handle oleh sebuah perusahaan swasta yang menjadi sponsor kerja sama pembuatan tempat ini.

1432689931844833110
1432689931844833110
Counter kasir

14326899981523697982
14326899981523697982
Tempat duduk pengunjung

1432690033161343585
1432690033161343585
Area makan-makan

1432690118748131888
1432690118748131888
Mpek-mpek saya, bersama para sponsor Lenggang Jakarta

1432690160293077199
1432690160293077199
Kios pedagang masih baru, masih keliahatan rapi. Coba kita lihat beberapa bulan lagi ya.. hehe

Kalo dari sisi saya sebagai konsumen, baiklah harga yang ditawarkan memang lebih mahal dibandingkan saatpedagangnya masih pake gerobak asal-asalan seperti dulu... tapi nggak masalahlah (entah ya kalo untuk orang lain). Karena dengan tertata rapi begini, sebagai penduduk Jakarta yang merasa ikut memiliki Monas, saya sih lebih seneng aja lihatnya. Terasa lebih aman dan nyaman. Apalagi Pemprov DKI (yang gubernurnya galak itu) berarti akan merasa merasa wajib mengawasaisepak terjang para PKL yang terlibat berjualan. Untuk makanan, konon Ahok malah berani menjamin kalau pedagang di area Lenggang Jakarta bebas dari penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya. Katanya ada standarisasi khusus dan pedagangnya juga diberi pelatihan-pelatihan dulu sebelumnya. Pengisi lapak adalah pihak yang terdaftar resmi karena tidak ada kios yang bisa diperjualbelikan. Yaaahhh, bagus deh seandainya aja memang bener begitu.

Tapi transaksi saya hari itu diwarnai dengan insiden kelebihan pendebetan pembayaran dulu oleh si mbak penjualnya (belanja yang seharusnya hanya Rp. 25.000,- terdebit 6 kali, jadi total saldo saya di kartu berkurang Rp. 150.000,-). Ooo, rupayanya pedagangnya belum terlalu terbiasa bertransaksi non cash. Untungnya saat itu lokasi belum terlalu ramai, jadi urusan saya lebih mudah karena langsung dibantu oleh petugas kasir yang segera sigap membereskan urusan.

Di dekat pintu masuk juga saya sempat melirik ada fasilitas umum, seperti toilet, mushola dan panggung terbuka (katanya saat tertentu di weekend akan ada hiburan juga). Malah konon ada free wi fi segala, tapi saya belum sempat buktikan sih… Nanti di lain kesempatan saya akan datang lagi dan melihat-lihat lebih detail.

14326902351634800653
14326902351634800653
Lapangan parkir IRTI Monas

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun