Mohon tunggu...
Riqi Rahman
Riqi Rahman Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dukungan Emosional Diperlukan untuk Atasi Depresi

24 Juli 2017   09:07 Diperbarui: 24 Juli 2017   09:15 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Popularitas dan pengaruh media sosial berpotensi dalam mempengaruhi tekanan batin individu. Seorang pesohor yang tak dapat mengendalikan diri terhadap caci maki hatersyang bejibun di media sosial dikhawatirkan mengalami depresi dan berujung bunuh diri.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh dokter spesialis kejiwaan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS UNAIR) Andini Dyah Sitawati. Dokter Sita mengatakan, popularitas pesohor memunculkan kalangan penggemar (fans) dan pembenci (haters). Sisi buruknya, jika sang selebritis tak mampu mengendalikan emosi dalam menyikapi haters, ia akan mengalami depresi.

"Kalau sekarang kan zaman medsos (media sosial) ya. Seorang artis tidak bisa lepas dari perhatian para fans dan hater-nya. Sekecil apapun hal yang dilakukan oleh artis, termasuk pakaian akan dibicarakan oleh kedua kelompok ini. Jika artis tidak bisa menyikapi haters, maka mereka bisa mengalami depresi," tutur dokter Sita.

Pengajar psikiatri Fakultas Kedokteran UNAIR menuturkan, orang yang mengalami depresi sebenarnya juga merasa ragu-ragu untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Namun, karena mereka tidak kunjung mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat, maka percobaan mengakhiri hidup menjadi pilihan.

Alkohol dan obat-obatan terlarang juga bisa menjadi faktor pemicu. Sebab, biasanya peminum alkohol dan pengguna obat-obatan terlarang cenderung bersikap implusif, termasuk mengakhiri hidup.

Dukungan emosional

Orang yang tengah mengalami depresi memunculkan tanda-tanda yang bisa dicermati oleh lingkungan terdekat. Di titik inilah dibutuhkan kecermatan untuk mengamati perubahan yang dilakukan oleh mereka yang mengalami depresi.

"Biasanya mereka nampak menjadi orang yang pemurung dan menarik diri dari pergaulan. Mungkin dalam kehidupan sehari-hari mereka suka ngobrol tetapi ini cenderung diam. Mereka cenderung sedih dan nggak punya energi untuk melakukan hobi-hobinya," tutur dokter yang juga menjalani praktik di RSUD Dr. Soetomo.

Namun, ada pula tanda-tanda depresi yang tak ditampakkan kepada orang-orang terdekat. Mereka inilah yang justru diwaspadai karena bisa saja orang terdekat tak sadar dengan perubahan yang muncul pada orang yang mengalami depresi.

Pada gejala-gejala yang tidak nampak, mereka bisa saja tampak normal ketika bersosialisasi. Namun, ketika mereka sudah tiba di rumah, mereka lantas melampiaskan rasa depresinya dengan menangis dan cara-cara lain.

Menanggapi hal tersebut, dokter Sita mengatakan bahwa orang-orang terdekat (supporting system) memiliki peran penting untuk mengurangi tekanan batin orang-orang yang mengalami depresi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun