Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Banyak di Senayan?

7 April 2017   09:30 Diperbarui: 7 April 2017   17:00 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: http://keywordsuggest.org/

Ini makhluk jadi-jadian. Bukan hewan, bukan tumbuhan. Tidak laki-laki juga bukan perempuan. Selalu lapar, tak pernah puas. Gerakan ganas, peringai beringas, berhati buas. Awas...,awas..,awas!

Huu…, takut! Ih…, mengerikan!

Ini makhluk jadi-jadian. Bisa hewan, bisa tumbuhan. Bisa jadi laki-laki, bisa jadi perempuan. Sedang di kiri, tiba-tiba ke kanan, zig-zag, malang melintang. Tabrak lari, melaju kencang. Makan terus tak bisa kenyang, perut besar kepala peyang.

Ih…, ngeri! Wah…, menyeramkan!

Ini makhluk jadi-jadian. Bukan hewan, bukan tumbuhan. Tidak laki-laki bukan perempuan.  Mulut lebar bertaring panjang, mata merah jelalatan jalang. Asal dikasih makan, ia tenang. Tak ada yang dimakan, apapun diganyang. Jangankan lawan, kawanpun ditelan.

Wah…, seram! Duh…, kejam!

Ini makhluk jadi-jadian. Bisa hewan, bisa tumbuhan. Bisa jadi laki-laki, bisa jadi perempuan. Bukan elgebete, bukan hermafrodit, suit…suit….! Terus makan bergerombolan. Saling sikut, saling gigit, saling banting, saling tendang, saling serang. Perut makin buncit, kepala makin peyang. Tetap tak kenyang-kenyang!

Maca cih? Plis…, deh!

  

Jakarta, 7 April 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun