Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biarkan Ia Mendengung

6 April 2017   08:27 Diperbarui: 6 April 2017   18:30 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: http://www.harianwonosobo.com/

Tak ada yang pernah hilang dari abjad. Mau dibolak-balik sekehendak hati, senang, gembira, satir, nyinyir, abjad akan tenang saja. Beda dengan yang nyaring mendengung. Suara-suara bingung yang lenyap di senyap puncak-puncak gunung. Berhenti sebentar mungkin lebih untung. Ambil waktu untuk merenung.

Nikmati saja, kalau tidak bisa, lupakan juga mudah. Menilai sebuah karya lalu memberi tafsir seolah-olah, terlalu pongah. Kata-kata dari dulu merdeka, ikhlas dan tak pernah mencela. Pun rela bila disusun bolak-balik, dalam rasa lalu diolah. Tak pernah mengeluh juga lelah.

Lalu kalau rasa yang menjadi jiwa dari kata-kata, bagaimana menilai makna? Jujur merangkai rasa di setiap pilihan kata adalah sari dari semuanya. Bukan jumlah yang membaca, tidak pula dengung nyaring yang sesungguhnya hanya suara menyeret kecewa. Entah siapa dia, biarkan saja, mungkin dia sedang menderita, menulislah saja!  

Jakarta, 6 April 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun