Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Rakyat biasa, yang mencoba melihat kehidupan bangsa dari sebuah sudut negeri tercinta. Tanpa prasangka, tanpa memihak, mengalir apa adanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sumpah di Atas Kengerian

9 November 2022   16:11 Diperbarui: 9 November 2022   16:16 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ubackground.com/

untuk kesekian kali, engkau memilih untuk menerabas belukar, mengambil jalan pintas, tidak persoalan jika itu tidak pantas. dan untuk kesekian kali pula, aku hanya sanggup kecewa, tak mampu berbuat apa-apa.

herannya, engkau tak sedikitpun terluka, apalagi berdarah, entah kulitmu memang sudah bebal  terlampau tebal, atau licin, berminyak pelicin.

dan seperti biasa, seringai dan tawa menghias wajahmu yang merah. tak ada sinar di sana, aku hanya melihat api angkara. buas, ya buas seperti serigala memburu mangsa, atau ganas seperti burung pemakan jenazah!

aku tak ingin menjadi saksi kengerian demi kengerian ini. serupa mimpi buruk di dalam mimpi buruk lainnya, gelap di dalam gelap, berlapis-lapis, seperti sebuah pusaran maut yang tak berujung.

maka aku menancapkan sumpah. jika tak mungkin menarikmu kembali, sungguh pantas jika aku yang harus beranjak pergi!

Jakarta, 9 November 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun