penuh pemburu
empat penjuru
rombongan pembunuh
kepala mendidih
hangus nurani
hitam..., mati...!
serapah dan kutuk
beringas tindak-tanduk
merindingkan tengkuk
terik ini sudah terlalu lama
retak tanah, terpotong, terpisah
kerontang yang disengaja
ikatan lepas
warna-warna terkelupas
berganti wajah-wajah ganas
yang merasa paling hebat, paling pantas!
pergilah, pergi kau, wahai pemburu kemarau!
kami tak butuh tungau dan hasutan parau
sebab seperti anak-anak dalam buaian yang merindukan peluk
kami mendambakan pohon-pohon berbuah, rindang dan sejuk! Â Â
Jakarta, 19 Agustus 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!