Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angin di Bawah Kepak Sayap

14 Juni 2019   16:58 Diperbarui: 14 Juni 2019   17:02 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pyrogallery.com/products/winter-wind

Dalam pendakian nalar, aku menemui senyap
Di jiwa-jiwa gusar dan pada beku hati nan pengap
Saat kehalusan budi memudar berganti amarah, dengki dan ratap

Entah ke mana nurani menghilang
busuk uap kata-kata, menghitam bumi yang dulu harum gemilang
dan kini damai tak mampu menemukan jalan pulang

Wahai.....pertapa-pertapa bijaksana
Turunlah kau dari puncak berbalut mega
Tuangkanlah air nirwana

Agar buwana kembali menyambung tatap
Bersama, mengangkat tinggi nusa harap
Bersama, rela menjadi angin di bawah kepak sayap

Jakarta, 14 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun