Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Untuk Para Sengkuni

10 April 2019   20:19 Diperbarui: 10 April 2019   20:23 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://sinarharapan.net/

kalau kau bilang ini perjuangan suci, satu-satunya cara, agar bumi mengikuti aturan surga, mengapa menempuh cara demikian hina? menyemai kebencian, menuai amarah?

kau tanam rasa tak suka, dari rangkaian dusta, sumpah serapah, juga fitnah. jiwa-jiwa lugu, hangus tergiring oleh mendidihnya darah, di nurani membuta dan nalarnya yang majal kau perdaya.

dan tembok yang harusnya tak ada, kini menebal, meninggi hingga tangan yang biasa berjabat dan mulut yang saling menyapa, tak lagi rela, bahkan sekedar untuk saling bertukar tatapan mata.

lalu kau masih percaya, Dia menyukai ini semua? Dia masih merahmati perbuatanmu yang membawa petaka?

hai.....sengkuni, kau dengar ini semua?

Jakarta, 10 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun