Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Manusia dan Kedamaian

7 April 2019   06:30 Diperbarui: 7 April 2019   06:31 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kedamaian adalah kata yang rapuh. ia rentan di depan kepentingan, tak berdaya di hadapan kebencian, menderita dihardik permusuhan dan musnah berantakan dilumat peperangan.

kedamaian terlalu sering diabaikan, luput dari perhatian, tak dirasa sebagai kenikmatan, tak dianggap sebuah keutamaan. apalagi di tengah-tengah persaingan, masalah kalah dan menang, ia dianggap anak bawang, dipinggirkan.

kedamaian hanya dicari saat ia hilang, saat penderitaan dan kehancuran menumpuk-numpuk melebihi rasa senang dari sebuah kemenangan. kesadaran selalu terlambat datang, karena harus menempuh jalan-jalan sempit, berbatu, berlubang, berkelok tajam, penuh hambatan.

kedamaian, dibangun dan diruntuhkan, dibangun kembali untuk diruntuhkan berulang-ulang, dari jaman ke jaman. sebuah kegagalan dari umat manusia yang tak pernah mampu memetik pelajaran, ulah kesombongan segolongan insan yang lupa akan besarnya Tuhan.

kedamaian, sebuah kata yang hanya mengakar kuat, di hati lapang yang tak menyimpan dendam. tumbuh subur pada jiwa tulus-ikhlas yang mampu saling memaafkan.

Jakarta, 7 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun