sepi adalah pembunuh keji, ia mematikan hati hanya dengan satu tusukan belati. lalu seluruh kesadaranpun ia lucuti, meninggalkan pikiran terkapar sendiri, tanpa mampu bangkit berdiri.
aku berusaha menghindari, namun ia tak juga pergi, dari jarak tertentu terus mengikuti, mengintai dan mengawasi. sepi dengan segala cara berusaha mencari kesempatan untuk segera menamatkan riwayat hati.
tak ada jalan untuk lari, aku terkurung di ruangan buntu dengan bangku kosong yang menggodaku untuk bunuh diri.
tak ada jalan untuk pergi, aku putuskan untuk berani menghadapinya sendiri, dengan satu tikaman puisi, kuhabisi sepi.
Kolaka, 23 Maret 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!