kalau benci memihak, di mana nalar hendak berpijak?
sedangkan tanah ini tak pernah menolak
sedangkan udara ini tak pernah mengelak
seperti merdu kicau burung, pernahkah ia memilih pendengar?
seperti indah mawar, ke satu arahkah harumnya menyebar?
mestinya kasar tak menyentuh bibir benar
mestinya gusar tak berlabuh di hati sabar
kalau dengki membelenggu, ke mana nurani hendak berlabuh?
sedangkan awan putih tak ingin kelabu
sedangkan langit suci tak akan runtuh
serupa hujan di pagi, terkadang malam ia kembali
serupa bulan dan matahari, ia punya masanya sendiri
bukankah bijak tak menghakimi?
bukankah "letak", Dia yang putuskan nanti?
Jakarta, 13 Desember 2018 Â Â Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!