Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kidung Hati Berserah

13 Desember 2018   10:31 Diperbarui: 13 Desember 2018   10:56 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://zahidsatria.wordpress.com/

kalau benci memihak, di mana nalar hendak berpijak?
sedangkan tanah ini tak pernah menolak
sedangkan udara ini tak pernah mengelak

seperti merdu kicau burung, pernahkah ia memilih pendengar?
seperti indah mawar, ke satu arahkah harumnya menyebar?
mestinya kasar tak menyentuh bibir benar
mestinya gusar tak berlabuh di hati sabar

kalau dengki membelenggu, ke mana nurani hendak berlabuh?
sedangkan awan putih tak ingin kelabu
sedangkan langit suci tak akan runtuh

serupa hujan di pagi, terkadang malam ia kembali
serupa bulan dan matahari, ia punya masanya sendiri
bukankah bijak tak menghakimi?
bukankah "letak", Dia yang putuskan nanti?

Jakarta, 13 Desember 2018     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun