Mohon tunggu...
Satria Yudistira
Satria Yudistira Mohon Tunggu... Lainnya - Konsultan

Penulis suka-suka

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Galon Guna Ulang Aman Bagi Ibu Hamil, Pelabelan Tidak Dibutuhkan

7 Oktober 2022   14:25 Diperbarui: 7 Oktober 2022   14:41 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Isu kandungan zat kimia Bispenol A (BPA) pada air mineral kemasan galon yang dianggap membahayakan janin membuat masyarakat resah terutama kalangan ibu. Namun hal ini ditepis oleh banyak pakar. 

Adapun isu ini hadir sejalan dengan ramainya wacana pelabelan galon guna ulang berbahan polikarbonat karena terdapat kandungan BPA yang sebenarnya angka kandungannya masih sangat jauh dibawah ambang batas aman yang ditetapkan. 

Peraturan ini pun dalam hemat penulis sebenarnya sangatlah diskriminatif dan mencurigakan, adapun kaitannya dengan isu air mineral dari kemasan galon berbahaya bagi janin ibu hamil bagi penulis adalah isu tersebut sengaja di gaungkan pihak tertentu untuk membangun opini public agar pengesahan wacana pelabelan ini segera dilakukan.

Menurut dokter spesialis kandungan yang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Alamsyah Aziz, sampai saat ini tidak pernah menemukan adanya gangguan terhadap janin karena ibu mengkonsumsi air mineral kemasan galon.

 "Aman sekali dan tidak berbahaya terhadap ibu maupun janin. Sampai saat ini, BPA yang ditemukan di dalam air akibat luruhan dari kemasannya itu sangat rendah sekali. Masih dalam batas ambang aman, baik itu yang sudah dikeluarkan BPOM dan WHO. Data-data yang kita temukan, 1.000 kali lebih aman dibanding batas ambang yang sudah ditentukan. Jadi, jangan khawatir untuk mengonsumsi air dari galon guna ulang," katanya, dalam keterangan pers, Kamis (15/9/2022).

Pernyataan dari dr.Alamsyah pun secara ilmiah juga didukung oleh penjelasan pakar Biokimia yang juga dosen dari IPB, Dr.Syaifudin, PhD. Beliau menyampaikan secara tegas bahwa kandungan BPA dalam konteks umum jika tidak sengaja dikonsumsi dari kemasan pangan akan dikeluarkan lagi dari dalam tubuh manusia melalui urine. Menurut beliau, hati manusia mampu mengurai BPA yang secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh menjadi senyawa lain.

"Kalau BPA tidak sengaja dikonsumsi oleh kita tubuh kita, maka yang paling berperan itu adalah hati. Ada proses glukorodinase di hati, ada enzim yang mengubah BPA menjadi senyawa lain yang mudah dikeluarkan tubuh lewat urin," ujar Dr. Syaefudin PhD merespon kekhawatiran masyarakat terhadap kemungkinan bahaya kesehatan mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) galon, akibat mengandung BPA. 

Terlebih, BPA sendiri sebenarnya memiliki biological half life atau paruh waktu  biologis yang mana artinya BPA memiliki waktu hidup didalam tubuh yang  jika sudah melewati 5-6 jam akan berkurang setengah kandungannya. 

Adapun simulasinya disampaikan oleh Dr.Syaifudin PhD adalah jika satuan yang masuk adalah 10 maka 5-6 jam didalam tubuh akan hanya tersisa 5 dan yang tersebut lah akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Artinya, potensi toksik sebenarnya sudah tidak ada.

Oleh karena itu, isu yang berputar terkait BPA pada kemasan galon guna ulang berbahaya bagi ibu hamil layaknya tidak menjadi rujukan. Hal ini dikarenakan pernyataan dalam isu ini tidak dapat dipertanggung jawabkan. 

Selaras dengan itu rasanya penulis dan pembaca layaknya dapat belajar dari pernyataan kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo yang sekaligus ahli obgyn dalam hal menerima info awal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun