Ramadan selalu menjadi bulan yang saya nantikan. Ada kehangatan dalam setiap momennya, dari sahur yang mengantuk, tarawih yang penuh semangat, hingga berbuka puasa yang selalu menggoda.
Pertenghan Ramadan terkadang bisa sangat melelahkan tapi bagaimanapun itu kita harus tetap berjuang, karena puasa di Bulan Ramadan adalah sebuah kewajiban bagi umat Islam.
Saya bukan tipe orang yang mengisi perut dengan banyak makanan saat berbuka, tetapi saya punya kebiasaan yang sulit dikendalikan yaitu minum air dalam jumlah yang berlebihan.
Air adalah penyelamat saya setelah seharian berpuasa, dan sering kali saya terlalu semangat mengisi kembali cairan tubuh hingga perut terasa penuh sebelum sempat menyantap makanan utama.
Menjelang Pertengahan Ramadan dan Nafsu Berbuka
Pertengahan Ramadan adalah fase kritis. Di awal Ramadan, semangat masih membara pola makan lebih terkendali, dan saya masih ingat untuk berbuka dengan porsi yang wajar.
Namun, semakin hari, semakin terasa godaan untuk melampiaskan haus dan lapar. Saya pernah mengalami momen di mana segelas air pertama begitu nikmat, lalu berlanjut ke gelas kedua, ketiga, bahkan keempat dalam hitungan menit.
Rasanya seperti sumur kering yang tiba-tiba mendapat hujan deras. Tapi kemudian, ketika makanan utama tersaji, saya justru merasa begah dan kehilangan selera.
Di lain waktu, saya tergoda oleh berbagai hidangan berbuka yang berlimpah. Meskipun niat awal saya hanya ingin sekadar mencicipi, pada akhirnya, saya malah mencoba semua yang ada di meja.
Kurma, gorengan, kolak, es buah, semua terasa wajib dicoba. Dan hasilnya? Perut penuh, kantuk datang, dan ibadah setelah berbuka pun terasa lebih berat.
Evaluasi Pertengahan Ramadan
Setengah perjalanan telah dilalui, dan ini saat yang tepat untuk bertanya pada diri sendiri: apakah saya sudah menjalani Ramadan dengan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya?
