Mohon tunggu...
Rio Nizar Firdauzi
Rio Nizar Firdauzi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Selalu berusaha untuk menjadi lebih baik lagi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Nasionalisme Tanpa Pembangunan = Omong Kosong !

12 Oktober 2011   16:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:02 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

[caption id="attachment_141260" align="alignnone" width="279" caption="Sumber Foto : www2.ilmci.com"][/caption] Tidak jarang kita mendengar berita tentang hubungan Indonesia dengan Malaysia yang kurang harmonis lagi karena pencaplokan wilayah NKRI oleh Malaysia, dan juga berita tentang munculnya gerakan-gerakan separatis yang ingin melepaskan diri dan memerdekakan diri dari Indonesia. Sepertinya sia-sia perjuangan para pahlawan kita dulu yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan dan keutuhan Indonesia. Kenapa masyarakat Indonesia sekarang tidak seperti para pahlawan kita dulu ? Para pahlawan dulu berjuang melawan penjajah tanpa mengenal lelah dan mengorbankan segalanya dikarenakan dikobarkan oleh semangat nasionalisme yang tinggi. Tidak inginnya tertindas dan disiksa oleh bangsa lain, ingin bebas menentukan kehidupan bangsa inilah yang mendasari menyalanya nasionalisme para pahlawan dulu. Saat ini rasa nasionalisme tersebut mulai luntur dan bahkan hilang sehingga beberapa masyarakat kita lebih membiarkan bangsa lain berkembang di bangsa kita sendiri dan yang lebih extreme lagi adalah ingin memerdekakan diri sendiri tanpa di bawah naungan dari NKRI. Seperti halnya yang terjadi di  Dusun Tanjung Datu dan Camar Bulan di Kalimantan Barat dimana terjadi pencaplokan wilayah daerah perbatasan oleh pihak Malaysia sehingga menyebabkan wilayah seluas 1.495 hektare di darat dan 80 ribu hektare luas wilayah laut Indonesia hilang. Dan hal ini  diketahui oleh warga sekitar daerah tersebut, namun dibiarkan saja karena mereka merasa lebih diperhatikan oleh Malaysia karena adanya pembangunan infrastruktur di daerah tersebut. Bahkan tidak sedikit dari warga tersebut yang bekerja menjadi Polis Diraja Malaysia atau Tentara Diraja Malaysia meskipun tanpa meninggalkan kewarganegaraan Indonesia. Selain itu munculnya Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua yang menginginkan wilayah Papua merdeka dan terlepas dari Indonesia seperti halnya Timor Leste dulu. Terlepas dari berbagai alasan yang complicated (politik), salah satu penyebab inginnya pihak OPM merdeka adalah karena beberapa warga Papua merasa kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat RI padahal tanah papua adalah tanah yang kaya sumber daya alamnya dan banyak memberikan konstribusi yang besar kepada Indonesia. Dan yang paling ironis dan sering terjadi di sekitar kita bahkan pada diri kita sendiri adalah tidak percayanya kita terhadap produk-produk dalam negeri dan lebih bangga bila memakai produk-produk merk luar negeri meskipun pengerjaannya sama-sama di Indonesia. Padahal tidak sedikit produk-produk Indonesia yang diminati oleh luar negeri karena mutunya yang TOP BGT. Fenomena ini terjadi karena kurang adanya atau maksimalnya pembangunan di semua aspek dan daerah. Oleh karena itu perlu adanya pembangunan di semua aspek dan daerah baik itu pembangunan infrastruktur maupun juga pembangunan fundamental seperti pendidikan, pemikiran, agama, dan sebagainya. Dengan adanya pembangunan ini, bukanlah tidak mungkin apabila jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia berkobar kembali dan mindsetnya juga berubah sehingga menjadi lebih bangga dan cinta akan Indonesia. Namun perlu dijadikan perhatian di sini bahwa pembangunan ini bukan sepenuhnya berada di tangan pemerintah, melainkan juga perlu peran aktif dari seluruh masyarakat Indonesia demi kemajuan dan perkembangan bangsa ini. I LOVE INDONESIA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun