Dalam rangkaian demokrasi, Luhut berpendapat bahwa usul tersebut merupakan salah satu bagiannya. DPR hingga MPR akan memproses usulan tersebut kata dia.
"Itu kan semua berproses, kalau nanti prosesnya jalan sampai ke DPR ya bagus, DPR nggak setuju ya berhenti, kalau sampai di DPR setuju sampai ke MPR nggak setuju, ya, berhenti, ya itulah demokrasi kita, kenapa mesti marah-marah? Ada yang salah?"
Lalu mengenai petinggi parpol yang dipanggil oleh Luhut, ternyata hal itu tidak benar adanya.
"Nggak ada," jawab Luhut mengenai pemanggilan partai politik.
Terkait Big Data Luhut.
Masih pada artikel berita dari news.detik.com, dalam percakapan yang dilakukan dalam podcast  #closethedoor di Channel Youtube Deddy Corbuzier pada Jumat (11/3/2022), Luhut menyampaikan bahwa pihaknya memiliki big data yang berisi rekaman aspirasi atau suara rakyat di media sosial mengenai pemilu 2024.
"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 jutalah," kata Luhut.
Pada data tersebut, dia menjelaskan persoalan masyarakat yang memiliki keadaan ekonomi pada tingkat menengah ke bawah mengharapkan sosial politik yang tenang. Dia mengatakan tidak ingin adanya kerusuhan pada perpolitikan di Indonesia dengan memfokuskannya pada kondisi ekonomi saja.
"Kalau menengah ke bawah ini, itu pokoknya pengin tenang, pengin bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin. Kemarin kita kan sakit gigi dengan kampret-lah, cebong-lah, kadrun-lah, itu kan menimbulkan tidak bagus. Masa terus-terusan begitu," kata dia.
Pada penyampaian yang diberikan dari big data yang diambil oleh Luhut, dia menyebutkan bahwa masyarakat mengkritik mengenai biaya yang sangat mahal pada pemilu 2024 yaitu sebesar Rp 100 triliun lebih, memang hal itu diajukan KPU kepada DPR-pemerintah. Hal tersebutlah yang menjadikan alasan bagi masyarakat untuk mengkritik pihaknya yang menolak pemilu ditunda.
Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-5985204/luhut-ogah-buka-big-data-netizen-dukung-tunda-pemilu-buat-apa-dibuka.
George, G., Haas, M. R., & Pentland, A. (2014). From the editors: Big data and management. Dalam Academy of Management Journal (Vol. 57, Nomor 2, hlm. 321–326). Academy of Management. https://doi.org/10.5465/amj.2014.4002
Tata Sutabri. 2012. Analisis Sistem Informasi. Andi. YogyakartaÂ