Mohon tunggu...
Rio Fadhila
Rio Fadhila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa jurusan Tadris Biologi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hipotesis Lamarck tentang Evolusi

1 Juni 2020   23:37 Diperbarui: 1 Juni 2020   23:46 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pada abad ke-18, sejumlah naturalis (termasuk kakek Darwin, Erasmus Darwin) berpendapat bahwa makhluk hidup berevolusi seiring perubahan lingkungan. Namun hanya satu pendahulu Charles Darwin yang mengajukan mekanisme bagaimana makhluk hidup berubah seiring waktu: ahli biologi Prancis Jean-Baptiste de Lamarck (1744-1829). 

Sayangnya, Lamarck kini diingat bukan karena pemikiran visionernya yang menyatakan bahwa perubahan evolusi menjelaskan pola pada fosil dan kecocokan organisme dengan lingkungannya, namun karena ia mengajukan mekanisme yang salah untuk menjelaskan bagaimana evolusi terjadi. Lamarck menerbitkan hipotesisnya pada 1809, tahun ketika Darwin dilahirkan. 

Dengan membandingkan spesies hidup dan bentuk fosil, Lamarck menemukan sesuatu yang tampaknya merupakan sejumlah garis keturunan. Masing-masing garis keturunan merupakan rangkaian kronologis dari fosil yang lebih tua ke fosil yang lebih muda dan mengarah ke spesies yang masih ada saat ini. 

Ia menjelaskan temuannya menggunakan dua prinsip. Prinsip pertama adalah digunakan atau dibuang (use and disuse), gagasan bahwa bagian tubuh yang sering digunakan menjadi lebih besar dan kuat, sementara yang jarang digunakan menjadi lemah. Sebagai contoh, ia menyebutkan jerapah yang meregangkan lehernya untuk mencapai dedaunan di cabang yang tinggi. 

Prinsip kedua, pewarisan sifat dari karakteristik yang diperoleh (inheritance of acquired characteristics), menyatakan bahwa suatu organisme dapat meneruskan modifikasi- modifikasi karakteristik kepada keturunannya. 

Lamarck menalar bahwa leher yang panjang dan berotot milik jerapah yang masih hidup saat ini telah dievolusikan selama beberapa generasi seiring rentangan leher jerapah yang semakin tinggi. Lamarck juga mengira bahwa evolusi terjadi karena organisme memiliki dorongan bawaan untuk menjadi lebih kompleks. Darwin menolak gagasan ini, namun ia juga menduga bahwa variasi muncul dalam proses evolusi sebagian melalui pewarisan sifat yang diperoleh. Akan tetapi, pemahaman kita sekarang mengenai genetika menggugurkan mekanisme ini: Tidak ada bukti bahwa karakteristik yang diperoleh dapat diwariskan melalui cara yang diajukan oleh Lamarck. Lamarck juga diolok-olok pada masanya, terutama oleh Cuvier, yang membantah bahwa spesies berevolusi. Akan tetapi, jika kita pikir-pikir lagi, Lamarck pantas dipuji karena menyadari bahwa kecocokan organisme dengan lingkungannya dapat dijelaskan melalui perubahan evolusioner bertahap dan karena mengajukan mekanisme yang dapat diuji untuk menjelaskan perubahan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson, R.B. (2012). Biologi Jilid 2. Edisi 8. Terjemahan D.T Wulandari. Jakarta: Erlangga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun