Mohon tunggu...
Rio Febrian (RioDeNers)
Rio Febrian (RioDeNers) Mohon Tunggu... Nursepreneur, Event Planner, Writer -

Nursepreneur | Event Planner | Writer "Nursepreneurship: Gagasan & Praktik Kewirausahaan dalam Keperawatan" http://www.riodeners.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peluang Usaha di Bidang Keperawatan (Bagian 3)

9 Desember 2015   07:41 Diperbarui: 9 Desember 2015   08:38 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan pola kesehatan masyarakat lainnya yang juga dapat dijadikan peluang usaha bagi perawat yaitu:

5. Fenomena Baby Boom

Saat Indonesia merdeka pada tahun 1946 sampai tahun 1964, pemerintah menerapkan kebijakan politik penduduk mercusuar, dimana presiden membebaskan kelahiran agar pembangunan Indonesia dapat berjalan dengan cukup sumber daya tenaga kerja.

Pada saat itu pun banyak sekali bayi-bayi yang lahir dan terjadi "ledakan" kelahiran bayi yang dinamakan fenomena baby boom. Orang-orang yang lahir antara tahun tersebut memiliki jumlah saudara yang cukup banyak, ada yang bahkan mencapai 12 hingga 14 orang.

Pada akhirnya, setelah tahun 1964 ke atas, World Health Organization (WHO) menetapkan kebijakan tentang pengendalian penduduk. Maka pada saat itu, Indonesia mulai bersiap-siap melakukan Keluarga Berencana (KB). Akan tetapi, dampak fenomena baby boom tersebut masih dirasakan hingga saat ini.

"Dampak terbesar fenomena baby boom yang kita rasakan saat ini ialah jumlah orang yang lahir antara tahun 1946 hingga tahun 1964 (usia antara 50-68 tahun) menjadi penduduk dengan jumlah terbanyak di Indonesia"

Mereka adalah orang-orang yang rentan dengan gangguan kesehatan tetapi mempunyai tuntutan tinggi untuk hidup lebih lama.

6. Perubahan Upaya Pelayanan Kesehatan

Perubahan berkaitan dengan pergeseran paradigma pelayanan kesehatan. Saat ini,

"Upaya pelayanan kesehatan telah bergeser dari upaya pelayanan medis yang menitikberatkan pada diagnosis dan pengobatan menjadi paradigma sehat yang lebih holistik dalam melihat penyakit atau gangguan kesehatan" 

Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah, menunda, atau menemukan, dan mengenali secara dini berbagai penyakit atau gangguan kesehatan, serta mengatasi penyakit yang muncul untuk mencegah komplikasi. Namun tidak mengabaikan fungsi pengobatan. Fungsi pencegahan pun memegang peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Tahapan-tahapan pencegahan yang harus dilakukan agar terhindar dari berbagai penyakit yaitu sebagai berikut :

  1. Pencegahan primer (primary health care), yaitu berbagai upaya yang dilakukan untuk menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan kesehatan. Penekanan pada pencegahan tersebut meliputi promosi kesehatan seperti pendidikan, penyuluhan dan pencegahan khusus seperti vaksinasi, proteksi dengan alat-alat termasuk helm, sarung tangan, sabuk pengaman, masker, kondom dan lain-lain.
  2. Pencegahan sekunder (secondary health care), yaitu berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini adanya penyakitatau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksanasedini mungkin. Penekanan pada pencegahan tersebut meliputi pengobatan dini, diagnosis dini, dan pencegahan kecacatan.
  3. Pencegahan tersier (tertiary health care), yaitu upaya pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan. Penekanan pada pencegahan tersebut meliputi pemulihan dari kecacatan.

Pada akhirnya masyarakat semakin sadar bahwa mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Sehingga orang-orang saat ini yang sudah paham tentang kesehatan, sudah termotivasi, dan punya motivasi akan terus berusaha untuk mencari dan mempertahankan kondisi sehatnya. Tetapi apakah mereka sudah punya cara untuk mempertahankan kesehatan?

"Ya, inilah kondisi masa depan kita dan saya ingatkan bahwa itu adalah pasar kita, pasar bisnis di bidang keperawatan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun