Mohon tunggu...
Rio Carlo
Rio Carlo Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Media and Communication @riocarlo

Seorang observer yang suka nongkrong, ngobrol dan juga penggemar media digital

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kursus atau Kuliah? Kita Dengar Kata Dekan Fakultas Sastra dan Pendidikan Bahasa Universitas Widya Kartika

7 Maret 2021   16:08 Diperbarui: 7 Maret 2021   18:11 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ong Peter Leonardo, B.A., M.Ed. (Dekan Fakultas Sastra dan Pendidikan Bahasa) \ dokpri

Ada yang menarik ketika di masa pandemi ini banyak perguruan tinggi mengadakan serangkaian kuliah singkat tanpa gelar akademik dan juga kuliah terbuka bagi umum. Bahkan universitas luar negeri juga tidak mau kehilangan kesempatan untuk bisa menawarkan program ini di tahan air. 

Kuliah yang ditawarkan pun beragam, dari mulai yang ditargetkan untuk skill tertentu yang berbayar seperti Global Business and Politics, short course dalam kurun waktu 8 minggu yang ditawarkan oleh Yale School of Management and Business, serta ada pula yang digratiskan seperti program Sit In yang ditawarkan Universitas Widya Kartika Surabaya (UWIKA).

Lalu bagaimana sesungguhnya ‘bisnis’ perguruan tinggi saat ini, apakah program pendidikan formal dengan gelar akademik sebagai output-nya sudah menjadi hal yang mulai ditinggalkan? 

Selain program peningkatan skill yang marak disediakan oleh institusi pendidikan dan juga perusahaan, banyak pula media podcast atau video tutorial/pembelajaran yang mudah diakses oleh publik yang bisa dipelajari dan dipraktekkan secara langsung. 

Ong Peter Leonardo, B.A., M.Ed. yang akrab disapa laoshi Peter, seorang praktisi serta Dekan Fakultas Sastra dan Pendidikan Bahasa Universitas Widya Kartika Surabaya mengungkapkan, “Fenomena munculnya banyak penawaran program peningkatan skill yang dikelola oleh lembaga pendidikan formal dan bahkan oleh sektor informal ini memang semakin banyak muncul terlebih dengan maraknya  layanan pembelajaran daring, bahkan ‘pelakunya’ tidak hanya dalam negeri saja, dari luar negeri juga banyak sekali yang menawarkan jasanya ke Indonesia”. 

Sepengamatannya, dalam beberapa minggu ini pun banyak sekali muncul di sosial media, iklan penawaran program kursus yang menjanjikan untuk bisa meningkatkan skill berbahasa asing atau kompetensi tertentu dalam waktu singkat dan dengan ‘iming-iming’ free trial.

Sejatinya Universitas Widya Kartika juga menggalakkan pendidikan tinggi berbasis pembentukan kompetensi dan skill, dengan pula menyediakan berbagai program pelatihan yang dapat diakses oleh mahasiswa dan juga oleh masyarakat umum. Kolaborasi dengan mitra di dunia usaha dan dunia industri juga menjadi hal yang penting, sehingga kompetensi dan skill yang didapatkan oleh para mahasiswa adalah yang real atas praktik langsung di lingkungan kerja.

widyakartika.ac.id / dokpri
widyakartika.ac.id / dokpri
Laoshi Peter menambahkan bahwa penting untuk dipahami, sejatinya dalam pendidikan adalah dilakukan secara bertahap untuk mencapai target pembelajaran dan tidak bisa dilakukan secara instan. Pihaknya sadar bahwa berkembangnya teknologi dan digitalisasi industri ini juga ditangkap oleh para praktisi untuk berbisnis di bidang pendidikan. 

“Ingat bahwa pendidikan dilakukan step by step dan ada capaian-capaian tertentu, masyarakat harus cermat dan mempertimbangkan pilihannya untuk mengikuti pendidikan formal akademik atau kursus singkat. Jika targetnya ingin meningkatkan skill tertentu saja maka kursus pun juga bisa menjadi alternatif”, imbuhnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun