Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jerawat Batu dan Berkurangnya Percaya Diriku Dulu

17 Oktober 2021   15:51 Diperbarui: 17 Oktober 2021   17:59 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Begini lah Ilustrasi mukaku dulu tapi masih belum padat (sumber : klik dokter.com) 


Hari ini merasa tertantang sedikit karena akan membuka kisah lama sewaktu diriku masih remaja. Tentu pengalaman waktu itu sangat lah unik dan sangat menguras energi ku, alhasil diriku boleh dibilang kurang bersemangat karena masalah yang satu ini.

Belajar pun boleh dibilang terganggu karena selalu terpikir kan bagaimana segera bisa menuntaskan jerawat yang awalnya tidak begitu ramai dan padat kini berubah memenuhi seluruh wajah ini.

Kalau kuingat jerawatku mulai muncul saat duduk di kelas 3 SMP. Awalnya sang jerawat muncul di dahi. Kemudian tak berapa lama jerawat tersebut pun hilang dengan sendirinya. 

Dengan  kepedean ku sewaktu jerawat masih di dahi, boleh dibilang tangan ku tak berhenti menggencet jerawat pasir tersebut dan melihat sebongkah kecil lemak keluar. Sembuh memang saat jerawat pasir tersebut ada di dahi.

Kemudian dengan pengalaman yang sama, saat jerawat tumbuh di pipiku, tanganku tak ada henti-hentinya menggencet jerawat yang muncul satu persatu. 

Bahkan boleh dibilang mengabaikan pesan dari teman-teman ku bahkan dari orang tuaku sendiri supaya tidak memencet jerawat tersebut nanti akan tambah banyak. 

Dan akhirnya terjadi apa yang mereka sampaikan kepadaku.

Puncak terpadat tumbuhnya jerawat tersebut yang awalnya jerawat pasir kini berubah jadi jerawat batu saat diriku duduk di kelas 2 SMA. Dan perlahan-lahan sampai Kelas 3 SMA jerawat tersebut pun mulai berkurang dan pergi. Tapi dampaknya menyisakan lubang-lubang kecil di wajahku yang hampir merata di pipi kiri maupun di pipi kanan.

Bayangkan selama hampir 4 tahun hidup bersama dengan jerawat sangatlah tidak enak. Bahkan rasa percaya diri ini berangsur-angsur waktu itu mulai terkikis bahkan untuk mendekati seorang teman perempuan hampir tak mampu untuk bisa mendekati nya. 

Karena merasa kurang PD atau percaya diri. Dan pengalaman berpacaran sewaktu SMA boleh dibilang tak ada atau nihil, meskipun waktu itu diriku adalah sang ketua kelas hampir dua tahun di SMA dari kelas dua hingga kelas tiga SMA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun