Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Happy Parenting: Belajar lewat Anak Bermain

1 Oktober 2021   23:22 Diperbarui: 1 Oktober 2021   23:27 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketiga Anakku saat Bermain (dokpri)

Tentu kita tahu bersama bahwa dunia anak adalah dunia bermain.Bermain itu adalah dunianya mereka. Akan sangat sulit jika kita sebagai orang tua memaksa anak untuk tidak bermain. 

Sekalipun bisa untuk membuat mereka diam dalam waktu yang cukup lama tentu akan ada pemberontakan yang muncul dalam diri mereka. Hal ini tentu tidak sehat dalam menolong pertumbuhan anak kita.

Boleh dibilang melihat perkembangan anak-anakku kesehariannya adalah anugrah terbesar dalam hidupku. 

Pasalnya lewat mereka aku belajar kembali. Kemudian membandingkan dengan pengalaman masa-masa kecilku ada-ada saja nilai atau value kehidupan yang aku dapatkan. 

Terutama dalam hal bermain yang merupakan dunia mereka.

Hampir setiap hari kondisi rumah yang ada meskipun sudah rapi dibuat, dalam sekejap saja itu rumah sudah jadi berantakan gak karuan.Sebagai orang tua mereka tentu tak elok melarang setiap kali aktivitas kegiatan bermain mereka. 

Meskipun terkadang lepas juga diri ini mengekang kebebasan mereka untuk mengeksplorasi apa yang ada di depan mereka. Demi satu hal yang sebenarnya tak boleh kita pertahankan terus yakni kenyamanan kita.

Terus belajar untuk mengamati permainan demi permainan mereka meskipun di tengah-tengah kesibukan yang ada pastinya. Suara yang terdengar bising dan terkadang menegangkan juga  karena selalu ada teriakan, tangisan hingga aksi marah-marah bahkan pukul, menjadi menu kami sehari-hari.

Tentu harus bijak disaat proses bentak-bentak hingga marah tersebut terjadi kepada anak pertama maupun anak kedua ku. Yakni bijak untuk tidak berpihak ke satu orang pun, dan langsung menuju kepada akar permasalahan yang terjadi di antara mereka.

Disamping itu kami juga sebagai orang tua tentu sepakat dulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun