Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Fokus Kepala Daerah dan Center of Excellence, Mampukah?

26 Februari 2021   20:24 Diperbarui: 26 Februari 2021   20:38 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelantikan 6 kepala daerah di Sumut (inews.sumut.id)

Fokus ke banyak bidang akan membuat kita menjadi bias dan pasti akan sulit mencapai hasil yang terbaik dari bidang-bidang yang digarap tersebut. Apalagi tidak akan ada orang yang sanggup mengerjakan banyak hal dalam satu kesempatan yang sama.

Begitu juga dengan para pemimpin kita yang nota bene punya kekuasaan di daerah yang dia pimpin. Yakni para kepala daerah yang ada banyak di bangsa ini. Tentu di dalam keseharian mereka di dalam tugas-tugas yang mereka kerjakan boleh dibilang terlalu banyak memiliki fokus yang harus dikerjakan di dalam waktu yang tidak begitu lama.

Alhasil tiap kepala daerah yang berganti akan sangat sulit mengenal apa yang menjadi hasil atau legasi yang ditinggalkan oleh sang kepala daerah jika dia sudah purna tugas. Akan tetapi jika punya mandat hingga dua periode memimpin di daerah tersebut, maka yang jadi pertanyaannya, daerah yang dipimpinnya, akankah semakin bagus atau masyarakat yang dipimpinnya semakin sejahtera?

Maka di sinilah letak pertanyaannya bagi tiap kepala daerah yang ada, khususnya mereka-mereka yang baru dilantik saat ini. Apakah mereka hanya mengerjakan hal-hal yang biasa dan mengerjakan hal-hal yang umum saja, tanpa mau berusaha untuk menciptakan sesuatu yang baru dan beda dari pemimpin sebelumnya?

Mengerjakan banyak hal tentu lewat bantuan kepala-kepala dinas yang sudah dibentuknya untuk bisa mengeksekusi secara teknis di lapangan apa yang menjadi tugas dirinya, lagi-lagi akan membuat sang kepala daerah hanya mengerjakan hal-hal yang tampak di permukaan saja, tanpa mencapai apa yang menjadi dasar dari pokok persoalan yang sebenarnya.

Lagi-lagi hanya akan berorientasi bagaimana menghabiskan anggaran demi anggaran supaya tidak ada silpa. Hanya untuk mengejar bahwa performa keuangan dan anggaran daerahnya berjalan baik-baik saja. Tanpa menilai bahwa dampak dari anggaran yang sudah habis itu, apakah bermanfaat bagi masyarakat atau tidak?

Kemudian masing-masing Kadis yang ada yang menjadi ujung tombak atau pelaksana dari impian sang kepala daerah, sudahkah melakukan analisa dan evaluasi dengan anggaran-anggaran yang sudah habis tahun demi tahunnya?

Mungkin sumbang saran dari tulisan ini semoga dilirik oleh para kepala daerah yang ada. Yakni supaya tidak melihat secara general saja daerah-daerah yang dipimpinnya. Mulai melirik apakah yang menjadi potensi atau kekuatan dari daerahnya?

Jika daerahnya punya kekuatan di bidang pariwisata, mari segala usaha dan program yang dikerjakan adalah mengerjakan bidang itu. JIka daerahnya punya kekuatan di bidang pertanian, mari mereka serius dan mati-matian mengembangkan pertanian. Dan bidang-bidang lainnya. Mari digarap dengan serius dan sungguh-sungguh.

Artinya jika itu daerah tersebut kekuatannya ada di bidang pertanian, sisi industrinya dari hilir hingga ke hulu-pun seharusnya bisa dikerjakan dengan maksimal. Sehingga pendapatan dari sisi pertanian tersebut akan sangat maksimal di dapatkan.

Kedua menciptakan iklim yang positif dengan masyarakat yang menjadi ujung tombak dari adanya pembangunan tersebut. Artinya para pengusaha yang memang berkecimpung di bidang yang menjadi kekuatan daerah tersebut, terus didukung dan terus dibantu baik secara langsung atau tidak langsung jika mengalami satu atau banyak masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun