Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajar dari Peristiwa Madiun di Tengah Pandemik Covid 19

5 April 2020   01:14 Diperbarui: 5 April 2020   02:27 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musso, 40 Tahun Indonesia Merdeka Jilid 1, p175. Photo credited to Information Ministry 

Dalam Sidang Politbiro PKI yang berlangsung pada 13-14 Agustus 1948, Musso, Amir Syarifuddin dan kelompok berhaluan kiri lainnya sepakat mendirikan pemerintahan "Komite Front Nasional" yang akan dipimpin oleh PKI. Serta berencana mengganti kabinet presidensial dengan kabinet front persatuan.

Dalam rapat raksasa di Yogyakarta, dengan pidato retorika Musso pun menyerukan kerjasama internasional untuk memblokade Belanda. Dan kerjasama internasional itu terutama dijalin dengan Uni Soviet yang berideologi sosialis komunis.

Mereka berencana menguasai daerah-daerah strategis di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu Solo, Madiun, Kediri, Jombang, Bojonegoro, Cepu, Purwodadi, dan Wonosobo. Strateginya adalah dengan politik agitasi, demonstrasi, dan aksi-aksi pengacauan lainnya.

Mereka melakukan penculikan dan pembunuhan tokoh-tokoh yang dianggap musuh di kota Surakarta, serta mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI setempat, termasuk kesatuan Siliwangi yang ada di sana.

Pemerintah bertindak dengan cepat untuk menumpas habis para penghianat tersebut. Pemerintah menjadikan Jawa Timur sebagai daerah istimewa dan mengangkat Kolonel Sungkono sebagai gubernur militer. Dan Kolonel A.H. Nasution dipercaya untuk memimpin operasi penumpasan. 

Akhirnya Musso berhasil ditembak mati di Sumoroto, sedangkan Amir Syamsuddin dan tokoh-tokoh lainnya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati karena mereka telah berkhianat terhadap bangsa disaat negara sedang berjuang mati-matian mempertahankan kemerdekaannya.

***

Pelajaran apa yang dapat kita petik dari Peristiwa Madiun berkenaan dengan situasi dan kondisi bangsa kita saat ini?

Sebagaimana diketahui saat ini bangsa kita sedang menghadapi "perang" yang sangat serius. Tidak hanya bangsa kita tetapi juga dialami oleh lebih dari 200 negara yang ada di seantero jagad dan hampir tidak ada satu negara pun yang luput.

Dan peperangan kali ini sungguh sangat berbeda dari peperangan yang sudah-sudah. Bukan melawan bangsa lain dengan menggunakan peralatan perang seperti panser, rudal balistik, senjata nuklir atau bom atom.

Tetapi melawan virus yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang yang disebut COVID 19. Walaupun ukurannya sangat renik, tetapi hampir semua negara termasuk Amerika Serikat, Republik Rakyat China dan negara-negara maju di Eropa dibuat kewalahan dan tunggang langgang serta hampir putus asa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun