Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bursa MPR-1 Makin Seru, Jika dari Gerindra Mungkinkah Fadli Zon?

20 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 20 Juli 2019   07:28 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid yang menyebutkan bahwa komposisi terbaik di parlemen 2019-2024 adalah Gerindra Ketua MPR dan PDIP sebagai Ketua DPR. Maka secara otomatis perebutan kursi Ketua MPR semakin seru dan panas.

"Dengan semangat (rekonsiliasi-red) tersebut, komposisi terbaik adalah Ketua MPR Gerindra, Ketua DPR PDIP, Presiden Joko Widodo. Komposisi Ketua MPR dan DPR di atas tanpa harus terkait dan menunggu komposisi terakhir koalisi oposisi dan koalisi di pemerintahan karena rakyat dan bangsa Indonesia sudah memahami keberadaan dan posisi PDIP serta Gerindra, khususnya dalam pileg dan pilpres 2019-2024," ujar Sodik (Detik.com, 19/7/2019)

Sebelumnya Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar sudah melontarkan keinginannya untuk menduduki kursi tersebut. Bahkan beliau lebih tertarik menduduki kursi Ketua MPR ketimbang kursi menteri. Alasannya karena beliau sudah pernah menduduki kursi eksekutif (menteri) tetapi belum pernah menjabat sebagai ketua legislatif (Ketua Umum MPR).

Sementara Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto juga juga sudah melobi agar mendapatkan kursi tersebut. Tetapi Golkar menganggap wajar jika Gerindra menginginkannya. Dan bahkan mereka tidak mempermasalahkan andai Gerindra mendapat jatah satu kursi pimpinan MPR, demi semangat gotong royong dalam membangun bangsa.

Menurut desas-desus yang beredar, PAN juga ikut mengincar kursi tersebut agar dapat mendudukinya untuk kedua kalinya secara berturut-turut. Walaupun sudah dibantah oleh Sekjen PAN, Eddy Suparno bahwa mereka tidak pernah meminta apapun kepada Jokowi, tetapi Zulkifli Hasan pernah dikabarkan melobi Jokowi untuk mendapatkan kursi tersebut.

Lalu bagaimana dengan Nasdem dan PPP yang merupakan partai pengusung Jokowi-Ma'aruf. Apakah mereka akan mengikhlaskan jika kursi tersebut jatuh ke tangan Gerindra atau PAN yang notabene bukan berasal dari Koalisi Indonesia Kerja?

Terkait hal tersebut sebenarnya Ketua Umum Nasdem Surya Paloh pernah mengatakan bahwa mereka tahu diri dan tidak ingin memakai jas kebesaran Ketua Umum MPR, karena mereka bukan partai pemenang pemilu.

Jika merujuk pada pernyataan Surya Paloh tersebut maka yang paling berhak untuk mendapatkan kursi Ketua Umum MPR sesuai perolehan suara terbanyak adalah: PDIP (19,33 persen), Gerindra (12,57 persen), Golkar (12,31 persen), PKB (9,69 persen) dan Nasdem (9,05 persen).

Melihat rangking Gerindra yang berada posisi kedua tertinggi, dan mengingat pernyataan Prabowo yang siap membantu Presiden Jokowi dalam menjalankan tugasnya 5 tahun ke depan, maka bukan tidak mungkin partai koalisi Jokowi-Ma'aruf akan memberikan kursi tersebut kepada Gerindra demi semangat gotong royong dalam membangun bangsa.

Dan jika seandainya kursi ketua umum tersebut diberikan kepada Gerindra, lalu siapakah kader Gerindra yang paling berpeluang untuk menduduki kursi tersebut?

Jika didasarkan pada perolehan suara terbanyak hasil pileg 2019 maka yang paling berpeluang adalah Imron Amin yang berasal dari daerah pemilihan Jawa Timur XI, dengan perolehan suara sebanyak 242.437 suara, atau Fadli Zon dari daerah pemilihan Jawa Barat V, dengan perolehan hasil suara sebanyak 230.524 suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun