Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nasib Bambu Getih Getah Tak Lebih Indah dari Waring Kali Sentiong

19 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 19 Juli 2019   11:03 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi : Kumparan.com

"Jadi bambu adalah salah satu material asli Indonesia yang memiliki keuletan yang luar biasa. Bikin kami orang Indonesia bangga dengan bambu Indonesia, hari ini kita merasa bangga dengan bambu Indonesia itu," (Anies Baswedan dikutip dari Megapolitan Kompas.com)

Waring Kali Sentiong dan Instalasi Bambu Getih Getah di Bundaran Hotel Indonesia adalah 2 buah hasil pemikiran jenius Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang dipersembahkan untuk masyarakat Jakarta dan Indonesia.

Kedua karya fenomenal tersebut sama-sama diluncurkan pada tahun 2018 dalam rangka menyambut perhelatan Asian Games Ke-18, Jakarta-Palembang. Tujuannya adalah untuk membuat Indonesia bangga terhadap masyarakat Asia, khususnya atlet dan official yang ikut hadir dalam perhelatan akbar itu.

Tentu saja kedua mahakarya ini memiliki nilai filosofi yang sangat tinggi. Jika Waring Kali Sentiong mengusung filosofi untuk "untuk memperindah dan menghilangkan bau busuk", terkhusus bagi atlet yang menginap di Wisma Atlet, maka instalasi bambu Getih Getah mengandung filosofi "bambu sebagai material asli Indonesia yang memiliki keuletan yang luar biasa, mampu membuat Indonesia bangga".

Menurut seniman pembuatnya, Joko Avianto, Getih Getah dibuat menyerupai bendera Gajah Mada. Getah itu putih, getih itu merah, artinya merah putih. Pasukan Majapahit sudah pakai bendera itu zaman dulu, tapi merah dan putih belum bersatu.

Tetapi jika Anda suka berpikiran ngeres seperti saya, mungkin Anda akan melihat instalasi bambu ini layaknya orang bersetubuh. Semoga saja pikiran Anda lebih suci dari saya sehingga Anda dapat menikmatinya sebagai mahakarya yang menginspirasi.

Dan tidak tanggung-tanggung, untuk menghasilkan kedua proyek raksasa yang bisa disebut sebagai "2 keajaiban Jakarta" ini, Anies harus merogoh kocek APBD DKI tidak kurang dari 1,13 Milyar. Yaitu 580 juta untuk waring dan 550 juta untuk instalasi bambu. Luar biasa bukan?

Tetapi nasib Waring Kali Sentiong ternyata tidak seindah nilai rupiahnya. Setelah berusia lebih kurang 4 bulan, waring sepanjang 726 meter tersebut tidak dapat lagi bertahan. Terpaksa harus dibongkar karena sudah mengendor dan menyentuh air. Jika dibiarkan lebih lama, bisa-bisa tenggelam ke kali itam lalu tiba-tiba berubah menjadi enceng gondok.

Entah bagaimana kemudian nasib waring tersebut, apakah dibakar begitu saja dalam perapian yang menyala-nyala atau dipajang di museum sebagai barang langka. Tidak ada lagi media yang sudi memberitakannya. Yang jelas secara ekonomi, DKI sudah pasti merugi dengan proyek aneh itu.

Walaupun umurnya agak lebih panjang, namun ternyata nasib instalasi bambu Getih Getah tidak lebih indah dari Waring Kali Sentiong. Di usianya yang ke-11 bulan, Getih Getah juga harus dibongkar karena usianya sudah mencapai batas maksimum dan tidak bisa lagi diperpanjang ke kiri atau ke kanan.

Hasil karya seni yang menghabiskan 1.500 batang bambu dengan ketinggian sekitar 20 meter dan lebar 13 meter ini, terpaksa harus mengatakan goodbye kepada masyarakat Jakarta baik yang mencintainya dan terutama bagi mereka yang membencinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun