Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Prabowo Ingin Rekonsiliasi, Mengapa Tengku Zulkarnain Keberatan?

14 Juli 2019   09:46 Diperbarui: 14 Juli 2019   15:29 2303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar dari Twitter/Dok. Pribadi

(Menanggapi 2 cuitan Tengku Zulkarnain di akun Twitter-nya @ustadtengkuzul)

Siapa yang memutarbalikkan keadaan 180 persen dan menggoreng pertemuan Jokowi-Prabowo?

Kemarin (Sabtu, 13/7/2019) seluruh rakyat Indonesia, secara langsung dapat menyaksikan melalui layar kaca, betapa indah dan damainya pertemuan antara Jokowi dan Prabowo.

Diawali dari Stasiun MRT Lebak Bulus, kemudian turun di Stasiun Senayan, lalu makan siang di FX Senayan, hingga Prabowo minta izin meninggalkan lokasi, semuanya berjalan hangat dan penuh keakraban.

Entahlah itu "Rekonsiliasi" atau "Rekondisi". Menurut saya penamaan itu tidaklah terlalu penting, karena apalah arti sebuah nama jika tak taat asas. Yang terpenting adalah suasana pertemuan kedua tokoh ini dapat memberikan kesejukan bagi masyarakat Indonesia.

Kita dapat melihat dan mendengar dengan jelas bagaimana Prabowo memberikan ucapan selamat secara langsung kepada Jokowi, atas ditetapkannya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Ini adalah sebagai pengakuan Prabowo atas hasil Pilpres 2019 yang sudah melalui proses panjang. Mulai dari persiapan, pendaftaran, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara serta hingga gugatan ke MK. Tetapi dengan ucapan ini, semuanya sudah selesai dan tidak ada lagi istilah TSM.

Kita juga dapat mendengar bagaimana kedua tokoh ini menghimbau seluruh pendukungnya agar mengakhiri segala bentuk perpecahan Tidak ada lagi istilah 01 dan 02, juga "cebong" dan "kampret". Tetapi yang ada adalah Garuda Pancasila dan Merah-putih.

Bahkan Prabowo dengan tegas mengatakan siap membantu Presiden Jokowi dalam mengemban tugasnya. Jadi oposisi siap dan chek and balance juga siap, demi terciptanya negara yang kuat dan siap menghadapi persaingan global.

Dan sebagaimana kita saksikan, pertemuan itu tidak berlangsung hanya sekejap. 

Bertemu di Stasiun Lebak Bulus pukul 10.06, lalu berangkat pukul 10.10, tiba di Stasiun Senayan 10.27, dilanjutkan makan siang di FX Senayan pukul 10.54 lalu Prabowo minta izin meninggalkan lokasi pukul 11.20. Jadi secara keseluruhan pertemuan itu berlangsung 1 jam 14 menit?

Jadi hal apalagi yang engkau dustakan Pak Tengku Zulkarnain? Siapakah sesungguhnya yang memutar balikkan keadaan 180 persen dan siapa yang menggorengnya? Apakah Anda memaknai pertemuan itu sebagai pidato 60 detik?

Hahahaha... Sedikit saya luruskan pak Zul. Mungkin maksud Anda 180 derajat dan bukan 180 persen. Tetapi karena Anda terlalu bersemangat akhirnya menjadi salah ketik dan maknanya pun menjadi ambigu. Meragukan dan tidak jelas.

Jika Jokowi dan Prabowo rekonsiliasi terus mengapa Anda yang keberatan, pak Tengku Zulkarnain? Tidak inginkah Anda negeri ini bersatu dan maju? Apa untungnya bagi Anda jika negeri ini tercerai berai? Apakah Anda punya kepentingan dalam situasi seperti itu?

Tangkapan layar dari Twitter/Dok. Pribadi
Tangkapan layar dari Twitter/Dok. Pribadi

Jika ingin mengucapkan selamat tinggal kepada Prabowo, bersegeralah!

Saya pikir lebih baik Pak Zul secepatnya mengucapkan selamat tinggal kepada pak Prabowo. Karena pak Prabowo tidak membutuhkan orang yang selalu ingin larut dalam perpecahan. Kepentingan bangsa dan negara jauh lebih penting daripada syahwat kekuasaan.

Tidak ada gunanya pak Zul mengancam-ngancam segala. Prabowo jauh lebih berpengaruh daripada Anda. Tidak perlu mendikte dan mengatur-atur beliau. Dia jauh lebih hebat daripada Anda dalam hal apapun.

Jika Pak Zul ingin membuat "oposisi rakyat", silahkan. Jika tujuannya baik, mengapa tidak? Negara kita ini negara demokrasi yang mengakui kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat.

Tetapi jika tujuannya hanya untuk nyinyir dan asbun, tolong jangan mengatasnamakan rakyat. Dan berhentilah. Itu perbuatan dosa dan tidak baik akibatnya. Jika pak Prabowo bisa move on, mengapa pak Zul, tidak?

(RS)

Sumber : KompasTV, Berita Satu.com, Twitter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun