Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jokowi-Prabowo Rekonsiliasi, Bagaimana Nasib Rizieq Shihab?

13 Juli 2019   13:37 Diperbarui: 13 Juli 2019   22:04 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar dari Kompas TV/Dok. pribadi

"Jadi kalau kadang-kadang bersaing, mengkritik, itu tuntutan politik, tuntutan demokrasi, tetapi setelah bertarung keras, kita tetap dalam kerangka keluarga besar Republik Indonesia," (Prabowo Subianto, seperti dikutip dari Kompas.com)

Pertanyaan ini tidak bermaksud menodai keindahan pertemuan antara Jokowi-Prabowo yang diawali dari Stasiun MRT Lebak Bulus, kemudian dilanjutkan dengan konferensi pers.di Stasiun MRT Senayan, Jakarta, Sabtu (13/7/2019)

Dalam kesempatan itu Prabowo pun mengungkapkan alasannya mengapa sampai saat ini belum mengucapkan selamat kepada Jokowi yang telah ditetapkan KPU sebagai Presiden Republik Indonesia. Lalu Prabowo pun secara langsung mengucapkan selamat kepada Jokowi.

"Ada yang bertanya kenapa Pak Prabowo belum ucapkan selamat atas Pak Jokowi ditetapkan sebagai presiden, saya katakan saya ini walau bagaimanapun ada euh pakeuh, tata krama Jadi kalau ucapkan selamat, maunya tatap muka, jadi saya ucapkan selamat," kata Prabowo (Kompas.com, 13/7/2019)

Dalam kesempatan itu Jokowi dan Prabowo berharap agar semua pendukungnya kembali bersatu dan mengakhiri segala bentuk perpecahan. Tidak ada lagi 01 dan 02, tidak ada lagi cebong dan kampret tetapi yang ada adalah Garuda Pancasila dan Merah-putih.

Prabowo pun berjanji siap membantu tugas berat yang diemban Presiden Jokowi, serta minta maaf jika kadang-kadang bersaing dan mengkritik. Menurut Prabowo itu adalah tuntutan politik dan demokrasi, tetapi setelah bertarung keras tetap kembali ke dalam kerangka keluarga besar Republik Indonesia.

***

Bagaimana pun pertemuan ini harus kita maknai sebagai tonggak sejarah pemulihan persahabatan antara pendukung Jokowi-Prabowo. Juga sebagai momentum yang sangat positif bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. 

Tetapi tentu saja pertemuan ini tidak lepas dari poin-poin kesepakatan yang terus berdinamika diantara kedua belah pihak. Artinya ada deal-deal politik yang melibatkan partai politik koalisi dan juga relawan Jokowi-Prabowo, yang belum diutarakan dalam kesempatan itu.

Seperti kita ketahui selama ini, Mantan Koordinator Jubir TKN, Dahnil Anzar Simanjuntak pernah mengajukan narasi pemulangan Rizieq Shihab dimasukkan dalam agenda rekonsiliasi, bahkan sebagai hal yang utama. Apakah hal itu masuk dalam poin kesepakatan Jokowi-Prabowo?

Jika hal tersebut termasuk dalam bagian kesepakatan maka tentu saja pendukung Jokowi akan kecewa. Tetapi jika hal tersebut tidak dimasukkan maka pendukung Prabowo yang termasuk ke dalam pendukung keras Rizieq Shihab, juga akan kecewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun