Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Politik "Senjata Makan Tuan" dan "Tuan Makan Senjata"

11 September 2018   10:04 Diperbarui: 3 November 2018   06:03 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Janganlah tuan sembarangan menggunakan senjata, tuan!Karena jika tuan salah menggunakan,Bisa-bisa senjata tuan makan tuannya sendiri,Dan jika tuan sudah putus asa,Bisa-bisa tuan makan senjata sendiri,

Kita sudah sering mendengar peribahasa "senjata makan tuan" tetapi kita jarang memperhatikan perilaku "tuan makan senjata".

"Senjata makan tuan", kurang-lebih artinya: sesuatu yg direncanakan untuk mencelakakan orang lain, tetapi justru berbalik mencelakakan dirinya sendiri.

Orang seperti ini sering disebut: "kena batunya", karena menuai hasil dari perbuatan jahatnya. Dan nasihat sindiran yang tepat untuk orang seperti ini adalah: "siapa yang menggali lobang, dia sendiri akan terperosok ke dalamnya".

Sebaliknya "tuan makan senjata" berbicara tentang: sesuatu yang sengaja (direncanakan) untuk mencelakakan dirinya sendiri karena merasa (sudah) gagal mencelakakan orang lain dan tidak mungkin lagi dapat mencelakakan orang lain tersebut.

"Tuan makan senjata" dilakukan orang depresi yang memiliki tekanan jiwa yang sangat tinggi karena rasa malu dan merasa harga dirinya seakan-akan tidak ada lagi.

Orang seperti ini ada yang secara rela "memakan senjatanya" sendiri untuk menebus rasa bersalahnya dan ada yang secara terpaksa melakukannya karena putus asa.

"Senjata makan tuan" dan "tuan makan senjata", adalah sama-sama tindakan "bunuh diri". Bedanya jika "senjata makan tuan" direncanakan dengan "berpikir panjang" sedangkan "tuan makan senjata" direncanakan dengan "berpikir pendek".

"Senjata makan tuan" direncanakan untuk menggagalkan orang lain sedangkan "tuan makan senjata" adalah kontra indikasi dari kegagalan menggagalkan orang lain.

Di tahun politik seperti sekarang ini, perhatikanlah dengan saksama. Akan banyak politikus yang akhirnya memilih "tuan makan senjata" karena melihat bahwa senjatanya bakal (sudah atau akan) makan tuannya sendiri.

Hal ini terjadi karena "emosi yang berlebihan" sehingga kehilangan "kontrol diri", tabrak sana-tubruk sini karen sudah buta diliputi kebencian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun