Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berpikir Seperti Penjahat Berpikir

13 Mei 2018   08:42 Diperbarui: 13 Mei 2018   09:03 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi : merdeka.com)

Jika Anda ingin menangkap penjahat, berpikirlah seperti penjahat, bahkan lebih jahat dari cara berpikir penjahat. Tetapi bukan berarti Anda harus menjadi seorang penjahat. 

Jika Anda ingin menangkap seorang penjaja sex online, mungkin Anda perlu menyamar sebagai pelanggan tetapi jangan sampai Anda menikmatinya lalu lupa daratan dan ketagihan.

Jika Anda ingin menangkap koruptor, berpikirlah seperti koruptor. Tetapi jangan sampai Anda berubah menjadi pemeras atau "mengancam" agar disogok. Karena itulah mata rantai lingkaran setan yang sangat sulit diputuskan.

Jika Anda ingin menangkap pengedar narkoba, Anda perlu menyamar sebagai pemakai. Tetapi mereka tidak begitu saja mudah percaya dengan "calon pembeli baru". Mereka sudah belajar dari bagaimana rekan mereka dijebak. 

Artinya penjahat juga tidak pernah berhenti belajar. Mereka terus meng- update dan meng-upgrade ilmu mereka. Dan "penangkap penjahat" juga harus belajar lebih giat agar dapat melakukan tindakan preventif. Mencegah lebih baik daripada mengobati, demikian kata pepatah.

Jika Anda berhasil menangkap penjahat "kelas teri", caranya harus ditingkatkan agar dapat menangkap penjahat "kelas kakap". Sedangkan untuk dapat menangkap penjahat "kelas hiu martil", Anda mungkin perlu menyewa seorang pawang.

Boleh saja Anda menyamar dari cara berpakaian, cara berbicara dan bertingkah-laku seperti seorang penjahat tetapi sekali lagi Anda tidak boleh menjadi penjahat karena tujuannya hanya untuk menangkap penjahat.

Jika Anda ingin menangkap penjahat, berpikirlah seperti penjahat dengan 5W+1H.

Siapa penjahatnya? (Who), apa bentuk kejahatannya? (What), dimana dia beraksi? (Where), kapan dia melancarkan aksinya (When), mengapa dia melakukannya? (Why), dan bagaimana modusnya? (How). Tetapi itu hanya teori. Prakteknya jauh lebih rumit.

Semakin profesional seorang penjahat, semakin sulit membaca pikirannya karena dia sudah belajar dari berbagai macam sumber dan dari berbagai pengalaman sebelumnya, maka Anda juga harus lebih lihai, jika tidak Anda akan gagal menangkapnya.

Jika Anda ingin menangkap penjahat, berpikirlah seperti penjahat berpikir, tetapi bukan berarti Anda harus menjadi seorang penjahat. Dan Anda harus lebih "jahat" dari cara berpikir penjahat, mudah-mudahan Anda akan berhasil menangkap penjahat, tetapi sekali lagi, Anda bukan seorang penjahat.

Selamat pagi...!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun