Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Wajah Pendidikan Kita] Apa Kabar Pendidikan Kita Hari Ini? (1)

1 Mei 2018   23:19 Diperbarui: 2 Mei 2018   00:06 2031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi : sipkur.net)

Besok pagi kita kembali akan memperingati Hari Pendidikan Nasional yang ke-129 jika dihitung berdasarkan hari kelahiran Raden Mas Soewardi Soejaningrat atau yang lebih di kenal dengan Ki Hadjar Dewantara, 2 Mei 1889. Beliau adalah Menteri Pengajaran Indonesia yang pertama setelah merdeka, 17 Agustus 1945.

Ki Hajar Dewantara merupakan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Beliau juga merupakan pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi kaum pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

Dunia pendidikan adalah penentu kemajuan suatu bangsa. Kunci untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing dengan negara lain. Untuk itu standar kompetensi lulusan, muatan kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana-prasarana, pengelolaan dan pembiayaan pendidikan harus terus diawasi dan ditingkatkan.

Setelah 129 tahun pendidikan Indonesia dihitung dari hari kelahiran Ki Hajar Dewantara, atau setelah 73 tahun Indonesia merdeka, bagaimana wajah pendidikan kita sekarang? Apa kabar pendidikannya Indonesia hari ini?

Kita harus mengakui segala upaya yang telah dilakukan pemerintah dan pihak swasta untuk membenahi pendidikan di Indonesia. Gedung-gedung sekolah dibangun, mulai dari tingkat yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Kursus-kursus dan Balai Latihan Kerja juga dibangun untuk meningkatkan ketrampilan masyarakat.

Pemerintah juga telah berusaha memberikan pendidikan gratis dengan membebaskan peserta Didik dari tagihan uang sekolah. Menyalurkan Dana Operasional Sekolah (BOS), memberikan Kartu Indonesia Pintar, Program Indonesia Pintar dan beasiswa lain bagi mereka yang berprestasi dan kurang mampu.

Program wajib belajar 6 tahun ditingkatkan menjadi wajib belajar 9 tahun dan selanjutnya akan terus ditingkatkan lagi menjadi wajib belajar 12 tahun. Artinya diharapkan masyarakat Indonesia minimal berpendidikan SMA.

Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan kita dari tahun ke tahun juga terus meningkat. Pada tahun 2005  APK SD telah mencapai 115%, sedangkan SMP pada tahun 2009 telah mencapai 98,11%, sehingga program wajar 9 tahun telah tuntas 7 tahun lebih awal dari target deklarasi Education For All (EFA) di Dakar

Tetapi bagaimana dengan kualitas pendidikan kita? Indeks pendidikan Indonesia berdasarkan rilis UNESCO seperti dilansir Deutsch Welle, data tahun 2017, Indonesia berada di posisi 5 ASEAN dan 108 di dunia dengan skor 0,603. Secara umum kualitas pendidikan di tanah air berada di bawah Palestina, Samoa dan Mongolia. Hanya sebanyak 44% penduduk menuntaskan pendidikan menengah. Sementara 11% murid gagal menuntaskan pendidikan alias keluar dari sekolah.

Menurut laporan PISA 2015 - program yang mengurutkan kualitas sistem pendidikan di 72 negara, - Indonesia menduduki peringkat 62. Dua tahun sebelumnya (PISA 2013), Indonesia menduduki peringkat kedua dari bawah atau peringkat 71.

(Bersambung...)

(RS/dari berbagai sumber)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun