Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membandingkan Persyaratan Masuk SD di Jepang dengan Menjadi Pejabat di Indonesia

1 April 2018   22:24 Diperbarui: 3 April 2018   01:47 2940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : vebma.com

Beberapa hari yang lalu saya mendapat sebuah kiriman artikel yang sangat "luar biasa" dalam grup messenger WhatsApp yang saya pikir sangat-sangat berharga untuk dijadikan sebagai bahan literasi untuk mempersiapkan anak dan diri sendiri memasuki SD dan akan sangat sayang untuk diabaikan begitu saja.

Awalnya saya menganggap remeh dengan tulisan tersebut dan hampir saja saya melewatkannya karena saya pikir terlalu panjang untuk di baca. 

Tetapi beruntung saya membacanya sampai habis dan ketika saya renungkan maknanya yang begitu sangat dalam, sayapun membacanya berulangkali dan kemudian membagikan ulang kepada teman lewat messenger WhatsApp baik secara personal maupun dalam grup.

Dan tak ketinggalan juga saya bagikan kepada teman-teman kompasianer yang mungkin belum pernah mendapatkannya dan bagi mereka yang sudah pernah membacanya, saya pikir tidak masalah kalau meluangkan waktu untuk membacanya untuk kesekian kalinya. Seperti ini artikel aslinya:___________________

*Daftar Perilaku Dasar yang Dijadikan Persyaratan Masuk SD di Jepang*

Diterbitkan: 18/02/2018 18:00

_LINEfacebooktwitterwhatsappmore_

295 31_(featured image : Japan Talk)_

Tahun ajaran Jepang akan segera berakhir, banyak anak SMA yang akan segera melepas seragam dan memasuki dunia dewasa di Universitas.

Namun, meskipun ini merupakan akhir dari beberapa remaja untuk mengenyam pendidikan formal, beberapa anak kecil akan mulai kehidupan barunya sebagai murid SD.

Namun tahukan kalian? Persyaratan masuk SD di Jepang bukan berdasarkan pengetahuannya saja, tapi Jepang lebih mementingkan perilaku sang anak diatas segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun