Tetapi saya pikir Muhaimin Iskandar bukanlah pilihan yang tepat. Selain pengaruhnya yang tidak begitu besar, kehadiran beliau tidak mampu mendongkrak perolehan suara Jokowi secara signifikan karena sebagian besar simpatisan PKB akan memilih Jokowi sekalipun tanpa Muhaimin.
2. Agus Harimurti Yudhoyono. Setelah beliau melepaskan karier militernya dan kemudian gagal pada Pilkada DKI Jakarta pada 2017 yang lalu, beliau bersama keluarga dan keluarga besarnya maupun Partai Demokrat, tentu saja tidak ingin melihat karier AHY tamat begitu saja.
Mereka sangat berharap AHY dapat maju mendampingi Jokowi di Pilpres 2019 nanti. Dan saya pikir suara Partai Demokrat yang lumayan besar dan pengaruh kegantengan AHY yang mampu "menyihir" pemilih pemula akan memberikan perolehan suara yang signifikan. Tetapi menurut saya, ini bukanlah waktu yang tepat bagi beliau untuk berduet dengan Jokowi dengan berbagai alasan.
3. Zulkifli Hasan. Sekalipun Ketua Umum PAN ini menyatakan siap untuk maju sebagai Capres pada 2019 nanti, tetapi bahasa tubuhnya menunjukkan bahwa beliau akan lebih siap jika diterima sebagai Cawapres mendampingi Jokowi pada 2019 nanti.Â
Hal tersebut terlihat dari cara pendekatan dan cara beliau mengomentari kinerja pemerintahan Jokowi sekarang ini yang terkesan melunak. Tetapi menurut saya beliau bukanlah orang yang tepat dengan berbagai alasan.
4. Gatot Nurmantyo. Manuver politik beliau di akhir masa jabatannya sebagai Panglima TNI, seperti: "Masalah pembelian senjata" dan himbauan "Nobar film G30S/PKI", sempat melambungkan nama beliau khususnya dikalangan yang tidak menyukai Jokowi dan dijagokan sebagai Capres atau Cawapres di 2019 nanti.
Tetapi seiring waktu, popularitas beliau terus meredup hingga saat ini, dan saya pikir untuk saat ini mungkin waktunya sudah kurang tepat untuk memasangkan beliau dengan Jokowi di Pilpres 2019 nanti.
5. Ahok. Sebenarnya beliau adalah seorang pemimpin yang berani, tegas dan berintegritas. Tetapi namanya yang kontroversial dan terutama dengan stigma "penista agama" yang sudah melekat kuat, tentu saja akan menurunkan perolehan suara Jokowi khususnya dari pemilih yang sangat tidak menyukai Ahok.
6. Tuan Guru Bajang (TGB). Gubernur NTB ini yang juga merupakan kader Partai Demokrat digadang-gadang oleh beberapa kalangan sangat layak maju menjadi Cawapres di Pilpres 2019 nanti. Tetapi saya pikir hal tersebut terlalu jauh baik dari segi pengaruh maupun kemampuan. apalagi mengingat AHY juga merupakan anak dari Ketua Umum sekaligus pendiri Partai Demokrat.
7. Mahfud MD. Saya pikir untuk saat ini, beliau inilah calon yang paling tepat untuk mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019 nanti. Selain mempunyai kemampuan yang mumpuni, saya pikir pengaruh beliau ini dikalangan yang kontra-Jokowi juga sang luas dan mampu mendongkrak perolehan suara Jokowi.
Pendekatan beliau akhir-akhir ini baik di media massa, media sosial khususnya twitter dan ketika tampil pada acara-acara di televisi, sangat memberikan kesejukan dan pencerahan terutama di bidang hukum negara maupun keagamaan.