Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penjahat yang Paling Jahat

5 Februari 2018   23:31 Diperbarui: 5 Februari 2018   23:45 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : unilad.co.uk

Mungkin kita pernah bertanya dalam hati: sebenarnya tingkat kejahatan apakah yang paling jahat di bawah kolong langit yang pernah di lakukan manusia?

Apakah ketika Adolf Hitler pemimpin Nazi dalam peristiwa HOLOCAUST membunuh lebih dari 6 juta etnis Yahudi di kamp konsentrasi dengan gas beracun?

Mungkin mereka yang anti Yahudi akan menjawab: "Bukan! Mereka layak menerimanya sesuai dengan kejahatannya dan mereka layak dipunahkan dari muka bumi"

Atau Genosida Rwanda, pembantaian 800.000 suku Tutsi dan Hutu moderat oleh sekelompok ekstremis Hutu yang dikenal sebagai Interahamwe yang terjadi dalam periode 100 hari pada tahun 1994 .

Atau dukun A.S. yang menyetubuhi dan membunuh lebih dari 42 wanita (dari target 70 orang untuk menyempurnakan ilmunya). Dan menguburkannya di perkebunan tebu di desa Sei Semayang Kab. Deli Serdang?

Atau aksi kejam "Robot Gedek" yang menyodomi dan memutilasi bocah dan membuangnya di semak-semak?

Sama sekali bukan itu semua... Tingkatan kejahatan yang paling jahat adalah ketika seseorang berbuat jahat tetapi tidak merasa berbuat jahat dan malahan merasa berbuat bakti kepada TUHAN, itulah tingkat kejahatan yang paling jahat.

Jika seseorang berkata dalam dirinya, jangan-jangan saya telah berbuat jahat, ampunkan aku TUHAN atas kejahatan saya! Berarti tingkat kejahatannya masih dalam kadar yang rendah dan taraf yang relatif aman.

Tetapi jika seseorang berbuat kejahatan dan merasa tidak jahat dan malahan merasa berbuat bakti kepada TUHAN, inilah tingkat kejahatan yang paling jahat.

Orang-orang seperti ini akan melakukan tindak kejahatan pembunuhan (holocaust/genisida), korupsi, fitnah, adu domba, penyesatan, dsb. karena mereka sudah mati rasa.

Dalam kejahatannya mereka merasa selalu benar dan sedang berbuat bakti kepada TUHAN, bahkan menganggap dirinya sendirilah TUHAN.

Pancur-Lingga Utara, 06/06/2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun