Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna "Uban" di Kepalaku yang Semakin Bertambah Banyak

20 Januari 2018   11:59 Diperbarui: 22 September 2018   19:33 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hiasan orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua ialah uban."


Jika ada yang bertanya: "Apa makna uban yang ada di kepala Anda?"

Saya akan duduk bersila dengan kalem, menarik nafas dalam-dalam, mengeluarkannya perlahan lalu mulai membuka mulut layaknya seorang bijaksana.

Seperti seorang begawan yang turun gunung. Seperti seorang petapa yang sudah sangat lama puasa berbicara, saya akan bercerita panjang-lebar tak berhenti, menjelaskan lebih dari apa yang mereka ingin ketahui.

"Uban di kepala saya ini menandakan bahwa saya sudah 'lama' hidup. Saya sudah melewati berbagai macam perstiwa. Saya sudah menghadapi berbagai macam masalah, berbagai macam penderitaan, mengalami sangat banyak suka-duka tetapi yang lebih banyak adalah duka."

"Terkadang masalah yang satu belum selesai, masalah yang baru sudah datang, dan dibelakangnya sudah mengantri lagi banyak masalah baru. Terkadang hal tersebut membuat aku takut. Membuat aku tak berhenti kuatir. Aku menangis. Aku putus asa. Aku kehilangan pegangan. Aku kehilangan arah dan harapan hidup"

"Aku mengeluh. Aku bersungut-sungut. Aku berteriak minta tolong. Banyak yang berkata 'kasihan!' tanpa berbuat apa-apa dan tidak sedikit yang mencibir"

"Aku sadar bahwa aku tidak bisa hidup sendiri. Aku sadar bahwa saya tidak mampu menyelesaikan persoalan hidup yang begitu berat. Aku ingat akan Penciptaku. Aku ingat akan Tuhan yang membuka tangan menungguku dengan penuh kasih sayang. 

Dia memelukku dan berkata: 'Jangan takut sebab Aku menjagamu, tak perlu susah Aku menghiburmu, jangan bimbang Aku memeliharamu,...."

"Aku kembali bangkit. Semangatku kembali menyala. Hidupku kembali baru. Dan aku berkata:

Bukan dengan kekuatanku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun