Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Takengon, Mutiara di Ujung Sumatera yang Belum Terjamah

21 April 2017   22:38 Diperbarui: 22 April 2017   13:00 3340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Laut Tawar menyajikan keindahan yang luar biasa. Alam yang masih 'mentah' menjanjikan petualangan yang berbeda. Sumber: Rinsan Tobing

“Terimakasih telah membawa kami ke tempat seindah ini. Saya tidak pernah membayangkan bahwa negeri Anda sangat cantik dan indah”. Ucapan itu mengalir begitu saja dari Mulut Jitendra Bothara. Seorang konsultan dari New Zealand yang berkunjung ke Danau Laut Tawar di Takengon, Aceh Tengah. Sambil menatap jauh ke ujung-ujung danau. Melihat bukit yang membiru di kejauhan. Air yang jernih memantulkan warna langit yang biru, ditingkahi awan-awan putih. Awan-awan yang melengkapi keindahan alam. Awan-awan yang menyajikan drama kedamaian.

Ekspresi sama disampaikan oleh Deepansh Khaturia, seorang India yang telah lama tinggal di Amerika. Kesempatan sehari libur dari pekerjaan selama 9 hari di Aceh dimanfaatkannya. Sambil melempar batu di permukaan air yang tenang, dia menyampaikan kekagumannya akan keindahan Danau Laut Tawar. Pemandangan yang indah, udara yang sejuk. Pohon-pohon yang masih rapat melengkapi keindahannya. “Negara anda sangat besar. Pastinya banyak sekali keindahan di sana-sini.  Danau Laut Tawar ini tentunya hanya salah satunya”.  Begitu dia menyatakan kekagumannnya.

Keindahan alam yang disajikan orkestrasi Danau Laut Tawar, perbukitan yang mengelilingi, ketinggian yang menyejukkan di Takengon itu, tidak kalah dengan Hallstatt dan Danau Hallstatt di Austria sana. Danau yang dikelilingi pegunungannya yang indah memukau. Jiwa serasa melayang melihat keindahan yang disajikan alam. Air yang tenang memanggil-manggil untuk menyelaminya kedalamannya.

Keindahan yang ditawarkan kota yang berada di ketinggian 1.300 meter dari permukaan laut itu, juga tidak kalah dari Montreux dengan Lake Geneva-nya. Keindahan Montreux dan Lake Geneva-nya telah terkenal ke berbagai mancanegara. Keindahan Montreux ini berhasil menarik jutaan kunjungan wisatawan asing. Pemandangan yang sempurna dan fasilitas yang menunjang menjadi kombinasi yang menjadikan Montreux sebagai tujuan wisata bagi banyak orang.  

Meskipun Takengon dengan Danau Laut Tawar-nya tidak kalah dengan Hallstatt dengan Hallstatt Lake-nya serta Montreux dengan Lake Geneva-nya, tetapi, nasib kedua kota di Eropa itu dengan Takengon berbeda. Takengon masih belum terjamah. Mungkin sudah pernah dijamah, tetapi kemudian mati. Setidaknya ini terlihat dari hotel yang cukup besar di tepi danau, Renggali, yang tampak mati suri.

Takengon dan Danau Laut Tawar

Takengon yang terletak di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah menawarkan segala sesuatu yang bisa ditawarkan Hallstatt dan Montreux dalam bentuk mentahnya. Keindahan alam yang masih alami, dengan danau Laut Tawar yang jernih dan belum terkontaminasi. Pemandangan yang indah dari titik-titik tertentu memberikan sensasi yang relatif sama.

Keindahannya sangat luar biasa. Airnya masih jernih. Danau ini tidak dikotori dengan keramba-keramba yang mengakibatkan kondisi danau menjadi kotor dan tidak layak dinikmati. Belum terjadi kerusakan di sekitar danau. Pinggir-pinggir danau masih alami dan pohon-pohon pinus masih tumbuh dengan rapat.

Danau Laut Tawar memberikan cerita sendiri. Meskipun hanya danau, penduduk setempat mengatakannya laut.  Menjadi aneh ketika menyatukan kata danau dan laut.

Ketika nama ini yang dalam bahasa daerah disebut Lut Tawar ditanyakan asal-usulnya, Lena dan anaknya Elena, pemilik salah satu rumah makan di pinggiran Danau Laut Tawar, agak bingung. Padahal mereka penduduk setempat.

Hanya saja memang, dalam pandangan masyarakat kumpulan air itu sangat luas, maka disebut laut. Danau Laut Tawar sendiri dapat dikelilingi dengan mobil selama 2 jam perjalanan. Tidak sebanding dengan Danau Toba yang membutuhkan setidaknya 12 jam untuk mengelilingi pulau Samosirnya saja. Luasnya kurang lebih 5.472 hektare dengan panjang 17 km dan lebar 3,219 km.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun