Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Artis Terkenal Disumbang, Mengapa?

17 April 2017   22:25 Diperbarui: 18 April 2017   03:15 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: entertainmen.kompas.com

Aksi para sahabat untuk Julia Perez. Begitulah judul berita tentang acara pengumpulan dana untuk artis Julia Perez yang sedang terbaring di rumah sakit. Nama acaranya sendiri ‘Peduli Sahabat Jupe’. Penyakit kankernya telah mencapai stadium empat dan harus menjalani perawatan yang intensif.

Pengumpulan dana itu dihadiri sahabat-sahabat Jupe, nama terkenal Julia Perez. Beberapa diantaranya Ruben Onsu, Dewi Persik dan calon wakil gubernur DKI Sandiaga Uno. Aksi tersebut setidaknya telah berhasil mengumpulkan dana yang cukup banyak. Sandiaga sendiri menyumbang Rp. 333 juta. Sementara Maia Estianty, mantan istri Dhani ini, ikut urun dengan menyumbang Rp. 100 juta.

Jupe, yang bernama asli Yulia Rachmawati, sangat terkenal. Tidak kurang artis-artis papan atas menjenguknya. Pejabat tinggi negara juga mengunjunginya.  Pejabat yang menjenguk termasuk Kepala BNN, Budi Waseso, dan Wakil Gubernur DKI Djarot. Ketenaran Jupe menjadi faktor yang memungkinkan Jupe dibesuk banyak orang terkenal.

Pada sisi lain, tentunya ketenarannya membentuk kekayaan yang pastinya luar biasa. Dalam setiap acara, pundi-pundinya akan selalu bertambah, yang dalam bayangan orang awam, dengan kecepatan yang luar biasa. Bahkan Jupe pernah mendapatkan hadiah sebuah BMW yang sangat mewah di Mei 2012 seharga Rp. 1 milyar. Menurutnya, itu merupakan bonus sebagai communciation officer di sebuah perusahaan tambang di Kalimantan.

Sebagai artis terkenal, Jupe sepertinya ‘kalah’ dengan penyakit yang menyerangnya. ‘Kalah’ karena harus disumbang. Dengan harta yang seharusnya ‘bergelimang’ itu, nyatanya dalam kondisi sakit, Jupe harus disumbang. Selain Jupe, masih ada artis terkenal Pepeng yang juga disumbang. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Hartanya Pernah Bejibun

Tulisan ini bukan bermaksud tidak mendukung upaya penggalangan dana itu. Bukan juga tidak menunjukkan rasa kemanusiaan dan empati atas kondisi Jupe saat ini.

Terlepas dari aspek kemanusiaan dan empati yang ditunjukkan para sahabat Jupe, agak aneh sebenarnya sumbangan dialirkan ke seseorang yang nota bene orang ‘kaya raya’. Sebagai artis terkenal Jupe dan artis-artis lainnya, yang harus disumbang di kala sakit, harusnya memiliki harta yang sangat banyak, yang bisa menjamin masa depan yang aman. Aman karena mampu mengatasi segala masalah. Kekayaan mereka, dalam standar masyarakat kebanyakan, luar biasa.

Maia Estianty, mampu meyumbang Rp. 100 juta. Angka ini tentunya secara proporsional kecil dibandingkan kekayaan Maia, yang mantan istri Dani ini, secara keseluruhan. Tidak mungkin Maia menyumbangkan 50% hartanya. Dengan tidak seterkenal seperti dulu, Maia masih bisa menyumbang sebesar itu. Jumlah fantastis dalam ukuran umum.   

Mengambil kisah pemeran Wiro Sableng yang dulu sangat terkenal, Ken Ken yang bernama asli Herning Sukendro, mungkin bisa mewakili.  Aktor ini sekarang bertani di tanah kelahirannya di daerah Bogor. Semua harta yang pernah terkumpul memang sangat banyak. “Apa pun bisa dilakukan dengan enjoy” ujarnya.

Sebanyak-banyaknya hartanya tetap saja habis. Memang tidak ditegaskan mengapanya. Bisa dipastikan, Ken Ken tidak menyisihkan kekayaannya di masa emasnya. Untung, sekarang masih bisa menggunakan harta yang tersisa. Hartanya berupa tanah seluas 6 hektar. Ken Ken sekarang bertani. Dan, tampaknya mulai menunjukkan hasil.  Hasil taninya sudah mulai diekspor ke Korea. Sebagaimana disampaikan detikhot pada 12 Februari lalu.

Selayaknya, penghasilan yang luar biasa besar akan memberikan jaminan kesehatan yang juga mumpuni. Pengobatan-pengobatan yang termahal sekalipun seharusnya tidak menjadi masalah yang serius bagi para artis yang memiliki penghasilan yang luar biasa. Setidaknya menurut standar masyarakat kebanyakan.

Dengan penghasilan yang luar biasa, tentunya mereka memiliki kemampuan untuk membeli premi asuransi untuk mengcover berbagai penyakit. Penyakit yang bisa juga menjadi risiko sebagai artis.

Apakah kemudian kebiasaan hidup yang sangat mahal yang menjadikan apa yang didapatkan selama menjadi artis tidak bersisa? Artis pemilik goyang cesar, Caisar YKS, juga mengalami hal yang sama. Sempat dikabarkan Caisar menjual tahu bandung setelah tidak lagi menjadi artis.

Polisi penyanyi yang dulu memiliki suara merdu dan harus keluar dari kepolisian ternyata berujung gagal. Menjadi penjual bubur, itulah yang dilakukan Norman Kamaru setelah tidak ada lagi yang menanggapnya. Pernah bermain film, tetapi arah hidupnya belum seperti yang diimpikan, menjadi artis dan tentunya kaya raya.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Setidaknya penyanyi rap Amerika Hammer memiliki kisah yang sama. Dengan kesuksekan lagu rap nya Too legit to quit dan masih banyak lagi, Hammer seharusnya menjadi orang kaya seumur hidup. Rumah bernilai jutaan dolar juga sudah ditangan. Album yang laris pada jamannya itu menjanjikan kehidupan yang mewah sepanjang masa. Tetapi, satu persatu hartanya harus dilelang dan dilepas. Terakhir kabarnya Hammer malah terlilit hutang dalam jumlah yang sangat besar.

Tidak Berencana

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa mereka tidak memiliki uang yang cukup di akhir atau setidaknya ketika mereka sakit? Mereka pastinya mendapatkan mendapatkan uang yang cukup ketika mereka masih cemerlang.

Tidak sedikit memang artis yang bisa bertahan dengan menggunakan hasil keternarannya itu menjadi berlipat ganda. Salah satunya yang bisa dijadikan contoh adalah Ikang Fawzi dan Marissa Hague yang memiliki usaha properti.

Artis Inul Daratista juga melakukan investasi di usaha ritel dengan membuka toko serba ada di kampung halamannya. Sebuah showroom mobil juga pernah diberitakan dimiliki oleh artis yang dulu pernah terkenal dengan goyang ngebornya. Salah satu bisnisnya yang terkenal yakni karoke Inul Vista. Invetasi ini menjadi tumpuan Inul di saat bintangnya sudah kurang bersinar. Masih banyak juga artis yang berbisnis untuk melanjutkan hidup setelah tidak terkenal lagi.

Dalam pemikiran yang sederhana sekalipun, tentunya fakta yang terjadi pada artis dan orang-orang tenar yang harus disumbang diakhir hayatnya atau ketika mendertia sakit, pasti menunjukkan sesuatu yang tidak wajar. Permasalahannya bisa ditelusuri dari kemungkinan-kemungkinan berikut.

Artis-artis yang terkenal mendadak tentunya juga memiliki kekayaan mendadak. Kekayaan yang tiba-tiba menggelumbung mengakibatkan terjadinya shock. Kebingungan memiliki uang yang luar biasa jumlahnya, mengakibatkan terjadinya juga penggunaan yang tidak terencana.

Kenikmatan yang disajikan penghasilan melimpah tiba-tiba membuat hidup menjadi sangat nyaman dan melupakan fakta-fakta bahwa ketenaran yang menjanjikan kekayaan tidak berlangsung selamanya. Pasti ada saatnya semuanya akan berhenti. Tetapi, fakta bahwa semunya akan berakhir tidak dicermati dengan baik. Seperti kisah Ken Ken yang disajikan di atas.

Akibatnya, kekayaan yang terkumpul tidak didiversifikasikan. Dalam bahasanya Warren Buffet, sama seperti kata-kata bijak dulu, jangan meletakkan telur dalam satu keranjang. Dalam konteks artis ini, bukan meletakkan teluar dalam satu keranjang. Bahkan meletakkan telur dalam keranjang pun bisa jadi tidak pernah dilakukan.

Kemungkinan lainnya bisa jadi lebih besar pasak dari pada tiang. Ini sebenarnya rasanya kurang tepat, karena pendapatan dalam jumlah yang luar biasa. Angka milyaran rupiah pastinya ada dalam rekening para artis terkenal ini ketika masih tenar. Akan tetapi, seiring dengan turunya ketenaran dan kekayaan, gaya hidup tidak berubah, hingga akhirnya tidak ada lagi penghasilan yang menopang gaya hidup yang harus tetap ‘tinggi’ untuk tetap menjaga citra sebagai artis. Uang yang tersisa habis untuk mempertahankan standar dan lingkungannya.

Pengumpulan uang yang dilakukan rekan-rekan artis itu jumlahnya sangat banyak, hingga satu milyar rupiah. Jika ini terjadi pada orang miskin, menjadi wajar. Orang-orang yang memiliki penghasilan yang sangat sedikit, tentu hasilnya tidak ada yang bisa ditabung. Layak untuk disumbang.

Tetapi untuk artis terkenal, rasanya ada yang ‘aneh’. Bukankah begitu?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun