Pada terik siang
Sebelum hujan waktu itu
Kau begitu gersang
Memandang wujudku
Kulihat api membara dimatamu
Melalap habis lentik bulu matamu
Seperti baliho-baliho itu
Yang membakar nuraniÂ
Dengan senyum palsu
Sungguh, aku berpangku tanya
Saat aku terjebak disudut sepi
Dan mereka yang terpuruk
Sebab pandemi
Kau dengan mulut itu
Kau muntahkan caci-maki
Kau jangkarkan rasa benci
Kau paripurnakan burukmu
Seperti para politisi
Yang dengan sengaja
Menyakiti hati
Tanpa aku tau, mengapa?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!