Mohon tunggu...
Rino Andreas
Rino Andreas Mohon Tunggu... Buruh - Penulis

Der Aufklärung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Literasi Video Game

5 Januari 2018   13:05 Diperbarui: 5 Januari 2018   14:53 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika kita membahas mengenai Literasi tentu saja  sangat luas cakupannya, meliputi iklan, berita, film, musik, dan bentuk media lainnya. Salah satu Literasi yang penting untuk dibahas adalah Literasi Video Game, entah itu game yang ada di smartphone, Playstation, PC dan lain sebagainya. Kenapa isu video game penting? Apakah video game menimbulkan kecanduan bagi anak-anak? Konten seperti apa yang perlu diwaspadai?

Salah satu kasus terkait kecanduan video game yaitu  20 April 1999 di Columbine High School, Colorado. Dua pelajar, Eric Harris (umur 18 tahun) dan Dylan Klebod (17) datang ke sekolah dengan membawa senapan. Mereka membunuh 13 orang teman dan gurunya serta melukai 24 lainnya, meledakan sebuah mobil, lalu bunuh diri setelahnya. Para ahli berpendapat bahwa perilaku agresif tersebut banyak dipengaruhi oleh konten kekerasan video game, terlebih pelaku adalah pecandu game.

Kasus tersebut bukan satu satunya didunia, masih banyak lagi kasus yang memiliki benang merah terkait kecanduan game, dan tentu saja kita tak ingin adik-adik kita menerima serangan konten-konten negative yang ada dalam video game tanpa pengawasan orang tua, misalnya konten kekerasan, pornografi, kriminalitas, dialog kasar hingga bullying. Meskipun adapula dampak positif yang didapat saat bermain game misalnya, melatih kesabaran, memecahkan masalah, mengikuti petunjuk  dll.

Sebagai orang tua yang bertanggung jawab dalam mem-filter konsumsi media untuk menentukan game apa saja yang tepat sesuai dengan umur anaknya, penting untuk memahami adanya system rating. Sistem rating tak hanya ada dalam film saja melainkan juga ada dalam video game. Setiap negara memiliki Lembaga rating game tersendiri misalnya lembaga rating paling populer milik Amerika Serita yaitu ESRB (berdiri sejak 1993) dan Uni Eropa yang bernama PEGI (2003). Setiap lembaga mempunyai standar yang berbeda-beda. Kabar baiknya di Indonesia memiliki system rating Game yaitu Versi NXG Indonesia

Setelah mengetahui adanya system rating, orang tua diharapkan dapat menerapkan mekanisme parental control yang ada di smartphone yang digunakan oleh anak-anak misalnya mengaktifkan parental control yang ada dalam aplikasi Playstore, atau mengaktifkan Restricted mode/mode terbatas di aplikasi Youtube. Tujuannya adalah mengurangi kemungkinan konten kekerasan dan pornografi dilihat oleh anak-anak.

Beberapa waktu yang lalu Universitas Muhammadiyah Surakarta program studi ilmu komunikasi bekerja sama dengan NXG Indonesia mengadakan sosialisasi literasi video game di Pucang Sawit, Surakarta. Tujuannya adalah menanamkan pemahaman melek media terkait isu seputar video game. Mengetahui isu-isu terkini dengan meng-upgrade pengetahuan sangat diperlukan. Diharapkan dari pengetahuan baru ini, wawasan dan strategi guna menangkal dampak buruk video game akan semakin baik. Peran orang tua dalam pemilihan konten game tetap signifkan. Pola pendidikan orang tua dirumah berpengaruh pada perilaku anak di luar, kita tidak bisa menyalahkan instansi atau sekolah semata karena tanggung jawab bersama sebagai pemahaman pola konsumsi media yang sehat.

Kedepannya akan ada sosialisasi di daerah lain sebagai bagian dari agenda rutin yang diselenggarakan oleh NXG Indonesia. NXG Indonesia adalah komunitas pemantau konten video game di Indonesia yang berdiri November 2011 di Bandung. Kegiatan yang rutin dilakukan meliputi dua agenda besar antara lain Peratingan Video Game & Media Literasi kepada Masyarakat. Harapannya, ekosistem bermain video game di Indonesia akan lebih sehat. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai komunitas NXG Indonesia bisa menghubungi mas Fikri Andhika Lubis melalui nxgindonesia.net atau Email kontak@nxgindonesia.net

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun