Mohon tunggu...
Rino LusiyonoLucius
Rino LusiyonoLucius Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sekedar menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sebuah Nasihat Dalam Dunia Kerja

13 Mei 2022   13:47 Diperbarui: 13 Mei 2022   13:52 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan ini hanyalah sebuah opini pribadi tidak mewakili sebuah tempat atau instansi manapun, atau tidak mewakili semua lingkungan kerja manapun. Bisa jadi apa yang saya ungkapkan ini tidak semuanya benar atau bahkan tidak tepat sama sekali. Tulisan ini saya buat hanya untuk menjadi pengingat bagi diri pribadi atau bahkan sebagai nasehat bagi yang baru memasuki dunia kerja.

Dunia kerja adalah impian semua orang pada umumnya, terlebih setelah belasan tahun kita mengenyam pendidikan mulai dari SD sampai  dengan SMA/SMK bahkan hingga perguruan tinggi, berada pada dunia kerja tak hanya menandakan kamu sudah memasuki tahapan dewasa yang sesungguhnya melainkan ada reward yang bisa kamu dapatkan berupa salary, bonus, jabatan/tingkatan dan sebagainya. Sayangnya dunia kerja tidaklah seindah yang dibayangkan, tak sama seperi dunia bermain saat masih di taman kanak – kanak, tak seindah masa – masa SMA atau kuliah dulu.

Saat memasuki dunia kerja barulah kita sadar teman yang banyak itu tidaklah terlalu penting, melainkan yang berkualitas. Saat berada pada lingkungan kerja ada banyak tantangan yang harus kita hadapi, kekuatan mental adalah kuncinya. Siapa yang lemah dia akan tersisihkan atau bahkan terpuruk dalam ketakutan dan depresinya sendiri.

Hilangkan rasa gengsi, malu, selalu mempelajari hal baru, sekedar untuk mengupgrade diri menjadi lebih baik atau sekedar menambah skill yang baru, kontrol emosi, bahkan sebisa mungkin hindari konflik berkepanjang yang dapat merugikan diri sendiri. Kerja sesuai porsi saja jika tidak ada reward yang kamu dapatkan, bukannya apa – apa jika kita selalu merasa tidak enak, dan memporsir pikiran dan tenaga untuk sesuatu hal yang menjadi tanggung jawab orang lain, maka kamu akan dimanfaatkan oleh keadaaan yang menguntungkan orang lain.

Ya…walaupun mungkin sesekali tidak masalah jika hanya ingin berbuat baik atau meringankan beban orang lain, namun kita harus lihat orang yang kita tolong tersebut apakah sudah layak untuk ditolong, bahkan bisa jadi kesempurnaan pekerjaan yang kita kerjakan untuknya dapat menghantarkannya pada karir gemilangnya dan kita tidak mendapatkan bagian ataupun penghargaan apapun, bahkan sekedar ucapan terima kasih.

Bukan bermaksud mempengaruhi pikiran baik kalian melainkan fakta yang kebanyakan terjadi memanglah seperti itu. Tidak semua orang yang ada diruang kantormu saat itu adalah orang yang selalu ingin berbuat baik padamu, terkadang masih ada penyakit hati dalam diri seseorang, merasa tersaingi karena kepandaian kita, kelebihan kita, apa yang kita miliki, bahkan saat kita berdiam diri saja masih ada yang tidak suka dengan kebahagiaan kita, tanpa harus melukai terlebih dulu entah itu dengan perkataan maupun sikap kita. Cukup diam saja orang bisa membencimu entah karena hal apapun atau bahkan tanpa alasan yang jelas.

Kalian akan menemukan musuh yang menampakkan diri secara terang – terangan, orang yang merasa terancam dengan kehadiran kita. Musuh yang berada dibelakang bos, orang yang mencari muka dan menjatuhkan kita didepan pimpinan atau rekan lainnya. Musuh yang menjatuhkan dari belakang, orang yang memanfaatkan kelengahan kita dalam bekerja, orang yang tampak seperti teman tapi bahkan lebih jahat dari seorang musuh manapun. Bahkan yang lebih menyakitkan yaitu musuh dalam selimut, seorang teman baik atau sebut saja sebagai sahabat yang kita anggap baik layaknya saudara, namun diam – diam mencoba memanfaatkan diri kita, membicarakan kelemahan kita, menghasut orang lain untuk membenci kita, menjatuhkan kita bahkan berharap kita jatuh dalam penderitaan dibalik senyum manis dan canda tawa yang selalu ia bagikan.

Namun jika ada diantara semua orang – orang tadi masih ada seorang/beberapa  teman atau sahabat yang benar – benar sefrekuensi, sanggup melindungi kita, membela kita, menolong kita, tau membalas budi dan tau berterima kasih. Maka janganlah sekali – kali kamu yang jadi musuh atau penjahat untuk orang –orang tersebut. Karena jarang sekali ada lingkungan kerja yang benar – benar nyaman dan bebas dari situasi yang tidak mengenakkan dalam hubungan pertemanan dalam dunia kerja.

Ada kelompok – kelompok dalam suatu lingkungan kerja, ada sekat – sekat tersendiri yang tidak semua kita bisa masuki dengan bebas. Entah itu agama, suku etnis, pandangan politik dan sebagainya. Iya…benar, ada unsur SARA yang memang tak bisa kalian hindari dan itu pasti terjadi. Hanya saja dalam kadar atau persentase yang berbeda- beda setiap tempatnya. Tak usah heran hari ini si A membicarakan B didepan C dan D. Besok nya si A membicarakan C didepan B dan D, bahkan bisa jadi besoknya lagi kamu yang mendapatkan perlakuan seperti itu. Yups…ghibah !!!  gossip atau apapun namanya. Bahkan mungkin bisa jadi kamu sendiri yang menjadi pelaku atau biang keroknya.

Siapapun yang tidak ada saat itu sangat rentan sekali menjadi bahan perbincangan atau pergunjingan bagi yang lainnya. Entah itu hanya sekedar memprotes gaya rambutmu, corak hijab, dandan mu, bajumu yang kusut, sepatumu yang kotor, pacar, suamimu/istrimu, anakmu, keluargamu, kesalahanmu, kekuranganmu bahkan hal apapun yang menarik untuk dibicarakan, ya …dibicarakan saat kamu tidak ada. Walapun kebanyakan hal seperti ini terjadi bagi kaum wanita , namun tidak menutup kemungkinan ada juga kaum pria yang melakukan hal semacam ini. Karena terkadang memang melihat kotoran dimata orang lain sangatlah gampang dari pada melihat kotoran dimata sendiri. So … harus bercermin lah dulu sebelum mengomentari orang lain. Tak ada manusia yang sempurna, tak ada pula manusia yang tak punya kesalahan Karena kita memanglah tempatnya khilaf dan salah, introspkesi diri, mengakui kesalahan, meminta maaf dan selalu rendah hati akan menjadikan diri kita orang yang lebih baik.

Jika kalian mendapatkan lingkungan kerja yang baik atau sesuai yang kalian harapkan mulai dari bos/pimpinan yang baik, bijaksana dan adil, rekan kerja yang bisa diajak bekerjasama, saling menghargai, tanpa ada rasa iri dengki dan kebencian, fasilitas kantor yang mendukung dan segala kebaikan lainnya yang kalian harapkan memanglah terjadi, kalian patut mensyukuri hal itu dan berusahalah menjadi jauh lebih baik dari orang – orang tadi, bukannya malah kita yang menjadi petaka atau toxic bagi rekan – rekan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun