Mohon tunggu...
Rinny Sustrisno Nurmini
Rinny Sustrisno Nurmini Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya Guru SMP DI Amarasi Juga Operator sekolah,Banyak Berkecimpung di Kegiatan - kegiatan Pemuda, Suka Membaca dan Jalan - Jalan, Sedang Belajar Untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ikan Bakar Raja

18 November 2022   21:11 Diperbarui: 18 November 2022   21:21 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                                                                                                          Ikan Bakar Raja

Pagi ini, sekitar pukul tiga subuh, Saya mendengar dari jauh bunyi sepeda motor. Sepeda motor seorang pria paruh baya yang letak rumahnya tiga Langkah dari pondok kami, pondok yang ia tempati adalah pondok pemberian seorang tuan tanah yang merasa prihatin akan kehidupannya, karena beliau belum memiliki rumah sendiri. 

Pak Raja, begitu ku sapa namanya setiap kali bertemu di persimpangan depan rumah kami. Pak raja adalah seorang penjual ikan bakar di daerah kami yang setiap paginya ia berangkat ke tempat pelelangan ikan, yang berjarak puluhan kilo dari desa kami.. 

Ia berangkat ke tempat pelelangan ikan mengunakan motor tuanya seorang diri menembus dinginnya udara pagi demi menjaga dapur keluarganya untuk terus mengepul. Setiap hari ia berangkat pukul tiga subuh dan akan Kembali sekitar pukul 9 pagi. 

Ketika ia berangkat istri dan putranya segera berangkat ke tempat berdagang untuk mempersiapkan lapak tempat berjualan sambil menunggu sang kepala keluarga pulang dari tempat pelelangan ikan. Hari ini ketika Saya hendak berangkat bekerja.

Saya Kembali bertemu dengannya di pojok jalan, saya langsung menyapanya, " slamat pagi Pak Raja! Wah, rajin sekali Pak Raja, Saya baru bermimpi Bapak sudah Kembali dari tempat jauh, heheheh, bercanda pak". 

Sambal terkekeh dengan senyum khasnya beliau menjawab candaan saya, " Selamat pagi Bu, sudah cantik pagi -- pagi mau kemana bu, tapi ibu lebih cantik lagi kalua membeli ikan saya? Saya menjawab mau bekerja bapak!,Bapak Bisa saja. 

Ketika saya hendak melanjutkan perjalanan, tiba -- tiba pak tua itu, memyodorkan sebuah kantung plastik hitam kearah ku sambil berkata! " nak ambillah ini sebagai lauk makan siang sebentar"  karena pemberiannya yang tiba -- tiba, Saya  terkejut.

Saya berusaha menolak secara halus tapi Beliau terus memaksa sehingga dengan tidak enak hati saya menerima pemberian Pak Raja. Dalam perjalanan ke tempat kerja, Saya terus berpikir bagaimana caranya Saya bisa membalas kebaikan hati Pak Raja. 

Terus terang saya merasa sangat kaget dan sedikit terharu karena secara faktor kedekatan saya tidak terlalu mengenal beliau.  Jam dua siang sepulangnya dari kantor saya singgah disebuah toko tempat berjualan alat -- alat dapur, Saya membeli sebuaha alat panggang ikan sedang dan sepasang celemek yang saya rencanakan akan Saya berikan kepada keluarga Pak Raja sebagai tanda terimakasih saya karena sudah diberikan ikan gratis pagi tadi.

Sesampainya dirumah saya mengambil ikan pemberian Pak Raja. Saya olah untuk dijadikan makan siang keluarga Saya. Harus saya akui rasa ikan pemberian Pak Raja sangat enak, manis dan sangat segar. Dalam hati Saya merasa menyesal kenapa tidak dari dulu, Saya tidak membeli ikan di tempat pak raja, kenapa harus jauh -- jauh ke kota padahal di kampung sendiri ada yang enak dan higienis !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun